SuaraSulsel.id - Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DKKPS) Nusa Tenggara Timur melaporkan hingga Selasa sore, Kota Kupang menjadi daerah dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) terbanyak di provinsi itu.
"Dari 22 kabupaten/kota di NTT, Kota Kupang menjadi daerah dengan kasus DBD tertinggi yakni 253 kasus dengan satu orang meninggal dunia," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian penyakit Menular (P2PM) DKKPS NTT Agusthina Rospita, Selasa, 1 Maret 2022.
Agusthina menjelaskan berkaitan dengan perkembangan kasus DBD di NTT. Mengingat saat ini sejumlah kasus DBD terjadi di provinsi berbasis kepulauan itu terus alami peningkatan.
Urutan kedua kasus DBD ditempati oleh kabupaten Manggarai Barat dengan jumlah kasus mencapai 244 kasus, dan ketiga ditempati oleh kabupaten Sikka dengan jumlah kasus 187 kasus.
Ia mengatakan bahwa dari jumlah itu sedikit mengalami kenaikan kasus jika dibandingkan dengan tahun 2021 di periode yang sama.
"Kalau tahun 2021 lalu, penderita DBD selama Januari hingga 28 Februari kasus DBD hanya mencapai 247 kasus. Untuk tahun ini diperkirakan akan naik terus kasusnya," katanya.
Ia mengatakan hingga saat ini secara keseluruhan di NTT jumlah kasus DBD-nya mencapai 1.447 kasus dengan 12 orang meninggal dunia.
"Ke-12 orang yang meninggal itu tersebar di di Kabupaten Sikka dan juga kabupaten Nagekeo, Kota Kupang, Kabupaten Belu, Ngada, Sumba Timur, Sumba Barat Daya dan juga Sumba Tengah," tambahnya.
Ia merinci kasus meninggal dunia terbanyak ada di Kabupaten Sumba Barat Daya dan kabupaten Ngada dengan jumlah masing-masing tiga orang dan sisanya satu kasus meninggal dunia.
Baca Juga: Awas! Musim Pancaroba Tidak Hanya COVID-19 yang Diantisipasi, Dokter Ingatkan Bahayanya DBD
Disebutkan bahwa kasus DBD di NTT sampai dengan 1 Maret memang alami peningkatan yang cukup signifikan. Jika pada tahun 2021 periode Januari-Februari kasusnya mencapai 661 kasus maka di tahun ini di periode yang sama kasus DBD di NTT sudah mencapai 1.477 kasus.
Dengan banyaknya kasus DBD di NTT saat ini pihaknya mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya dan juga selalu menerapkan program 3M, yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas, demikian Agusthina Rospita. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
Bocah Viral Pemungut Sisa Kue di Gowa Dapat Hadiah Sepeda dari Gubernur Sulsel
-
Gubernur Sulsel Tanggung Biaya Pengobatan Semua Korban Aksi Unjuk Rasa Bone
-
Uang Palsu Kembali Gegerkan Gowa! 2 Wanita Ditangkap
-
Sekda Sulsel: Pencegahan TPPO Harus dengan Pendekatan Lintas Sektor
-
Setelah Demo Ricuh, Kenaikan Pajak PBB di Bone Akhirnya Ditunda!