Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 28 Januari 2022 | 10:09 WIB
Pengusaha bibit alpokat di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kewalahan melayani pembeli bibit alpokat dari kalangan petani di Mamuju, Rabu (26/1/2022) [SuaraSulsel.id/ANTARA]

SuaraSulsel.id - Pengusaha bibit alpokat di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kewalahan melayani pembeli bibit alpokat dari kalangan petani.

"Petani di sejumlah daerah di Sulbar, sudah mulai mengembangkan tanaman alpokat, yang dianggap menjanjikan dikembangkan karena diminati masyarakat," kata pengusaha pertanian bibit alpokat di Majene, Firdaus di Mamuju, Kamis 27 Januari 2022.

Ia mengatakan, permintaan bibit dari petani sejumlah Kabupaten di Sulbar seperti Majene dan Mamuju sangat tinggi. Sehingga pembudidaya kewalahan melayani.

Menurut dia, tingkat konsumsi masyarakat terhadap buah alpokat sangat tinggi. Sehingga petani di Sulbar juga mengembangkannya karena nilai jualnya tinggi.

Baca Juga: Pemerintah Akan Terbitkan 85 Ribu Sertipikat Tanah di Kabupaten Mamuju

Ia menyampaikan petani bisa menjual buah alpokat hingga Rp5000 sampai Rp10.000 berdasarkan ukurannya. Sehingga petani terus mengembangkan alpokat di lahan pertaniannya.

"Produksi bibit alpokat kami mampu mencapai 3000 pohon yang diproduksi setiap tiga bulan, namun selalu habis terjual. Karena permintaan petani yang mengembangkan alpokat sangat tinggi," katanya.

Ia mengaku, menjual bibit dengan harga antara Rp10.000 dan Rp20.000 per batang.

Oleh karena itu, ia mengatakan dirinya juga akan terus mengembankan bibit alpokat untuk dijual ke petani. Karena menjanjikan usaha itu untuk terus dikembangkan.

"Usaha alpokat kami mengambil entris dari Kabupaten Mamasa yang terletak di pegunungan Sulbar, sehingga sangat diminati petani karena berkualitas tinggi dan disukai masyarakat," ujarnya. (Antara)

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Mamuju Bina Kader Desa Cegah Kekerdilan

Load More