Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 30 November 2021 | 13:45 WIB
Direktur Utama Perseroda Sulsel Yasir Mahmud [SuaraSulsel.id / Dokumentasi Pribadi]

SuaraSulsel.id - Yasir Machmud selaku tokoh pemuda asal Kabupaten Bone mengecam aksi kekerasan. Dilanjutkan dengan narasi-narasi perang antar daerah atau kelompok di Sulawesi Selatan.

Yasir Machmud meminta masyarakat tidak membesar-besarkan tindakan kriminal. Tanpa ada fakta terkait perkara yang sebenarnya.

Apalagi berita tersebut diikutkan dengan informasi akan ada razia kendaraan dengan nomor polisi asal Bone atau Luwu.

Yasir Machmud mengatakan, Bone dan Luwu dalam lintas sejarah bangsa ini adalah dua kerajaan besar yang cukup disegani di masa penjajahan.

Baca Juga: Warga Lapor Aktivitas Pembalakan Liar di Kabupaten Luwu Timur ke Presiden Jokowi

Sejarah dibalik eksistensi keduanya juga terjalin dengan baik selama ini. Orang Bone dan Luwu berdamai dan menyatu sejak dahulu kala, bahkan pernah berikrar untuk menyatakan persaudaraan dan kutukan bagi yang melanggar perjanjian tersebut.

Menurut mantan penasihat Organda Kabupaten Bone ini, peristiwa yang terjadi pada Minggu dini hari, diharapkan tidak direspons berlebihan oleh masyarakat.

Jangan sampai terprovokasi dengan isu yang berkembang. Apalagi, masalah ini sudah ditangani aparat kepolisian dan upaya perdamaian sudah dilakukan.

Untuk menunjukkan eksistensi pemuda dan mahasiswa di tengah masyarakat, maka fungsi moral force dan agent of change harus dikedepankan. Pemuda dan mahasiswa adalah generasi yang akan memimpin bangsa ini kelak.

Mempertontonkan perkelahian antar kelompok mahasiswa apalagi membawa nama daerah adalah perilaku yang menyesatkan dan akan merugikan nama daerah.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Sering Diserang Hoaks, Kenapa?

Selaku penasehat LAMAKKAWA (senjata pusaka kerajaan Bone), Yasir Machmud berpesan kepada mahasiswa untuk lebih banyak belajar dan mengisi waktunya dengan kegiatan yang positif. Bahkan kalau ada orang atau komunitas yang berprestasi Yasir siap membantu untuk mengarahkannya untuk menjadi berguna bagi orang banyak.

"Orang tua banting tulang di kampung untuk biaya kuliah dan hidup kita di Makassar, tentu mengharapkan anaknya tidak terlibat dalam perkelahian dan perang fisik yang akan melukai dirinya dan hati orang tua. Perang ide dan gagasan dalam merefleksikan personality dan organisasi adalah jalan terbaik, dan orang tua akan terharu bangga serta senang mendengar anaknya yang meninggalkan kampung halaman untuk belajar di Makassar menjadi cerita baik di kampungnya,".

"Mariki sama-sama jaga nama kampung halamanta dengan prestasi dan tetap menjaga kondusifitas Kota Makassar," tambahnya.

Load More