SuaraSulsel.id - Mantan Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Sulsel Sari Pudjiastuti dihadirkan dalam sidang kasus dugaan suap dan gratifkasi proyek infrastruktur di Sulsel. Sari Pudjiastuti bersaksi untuk terdakwa Nurdin Abdullah.
Sari Pudjiastuti dicecar pertanyaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) soal pemberian uang oleh kontraktor kepada terdakwa Nurdin Abdullah. Jumlahnya Rp2 miliar.
Kata Sari, uang itu berasal dari dua kontraktor atas nama Haji Momo dan Haji Indar. Setiap kontraktor dimintai Rp1 miliar.
Saat itu, kata Sari, Nurdin Abdullah memanggilnya ke Rumah Jabatan Gubernur Sulsel. Kepada Sari, Nurdin Abdullah mengaku butuh biaya operasional Rp2 miliar.
"Pada bulan Desember 2020, saya kebetulan ke rumah jabatan untuk melaporkan progres pengerjaan. Saya disampaikan oleh beliau bahwa membutuhkan biaya operasional Rp2 miliar," ujar Sari di ruang sidang Harifin Tumpa Pengadilan Negeri Makassar, Kamis, 7 Oktober 2021.
Sari lantas menanyakan ke Nurdin Abdullah, siapa yang bisa membantu? Nurdin Abdullah sampaikan untuk meminta tolong ke Haji Momo dan PT Makassar Indah.
"Makassar Indah itu milik Jhon Theodore. Tapi di sana saya hanya mengenal stafnya namanya Haja Indar," beber Sari.
Sari kemudian menelpon Haji Momo dan menanyakan keberadaannya. Haji Momo mengatakan sedang berada di Hotel Claro. Hal yang sama dilakukan untuk Haji Indar.
Sari lalu meminta waktu untuk bertemu dengan Haji Momo. Saat itu, kata Sari sudah malam hari, sekitar pukul 21.00 Wita.
Baca Juga: KPK Duga Nurdin Abdullah Beli Lahan dan Bangun Masjid Pakai Uang Gratifikasi
"Kami janjian di basement hotel. Saya temui dia (Haji Momo) disana sekitar jam 9 malam. Saya diantar sopirku, namanya Yusri. Kalau Haja Indar bilang dia tanya dulu ke pak Jhon," katanya.
Sari lalu menyampaikan pesan Nurdin Abdullah soal biaya operasional itu. Haji Momo mengiyakan dan minta berhubungan dengan stafnya bernama Boy.
"Saya langsung bilang, Haji saya dapat perintah dari bapak, tapi bapak yang saya maksud adalah pak Nurdin Abdullah. Haji Momo langsung respon dan bilang sanggup. Hanya dia bilang saat itu mau pulang ke Kalimantan jadi teknisnya ke Pak Boy," ungkap Sari.
Sementara, kepada Sari, Boy mengatakan akan menghubunginya jika uangnya sudah siap. Sehari setelah pertemuan itu baru Boy menghubunginya.
Boy mengirimkan pesan bahwa tiketnya sudah siap. Sari mengaku bingung saat itu sebab ia tidak pernah memesan tiket dan tidak akan bepergian.
"Jadi saya bingung. Saya balas, maksudnya?," tanya Sari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Gubernur Sulsel Hadiri Rakor Sinkronisasi Pusat dan Daerah Kemenko Polkam
-
Penampakan Sabu 3 Kg di Bandara Mutiara Palu
-
BPJS Diblokir! Nenek Penerima Bansos Ini Dituduh Judi Online
-
Suara Kritis dari Zona D Penjaringan Rektor Unhas: Kampus Hijau, UKT Adil, dan Dosen S3
-
Kantor Penghubung Sultra Digembok! Mahasiswa Jakarta Dilaporkan ke Polisi