SuaraSulsel.id - Kota Makassar keluar dari Zona Oranye COVID-19. Hal itu berdasarkan catatan Satuan Tugas COVID-19 Sulawesi Selatan.
Kini Kota Makassar zona kuning. Artinya masuk pada kategori wilayah resiko rendah terhadap penyebaran COVID-19.
Salah satu tim Satgas COVID-19 Sulsel Husny Thamrin di Makassar, Minggu (19/9) menyampaikan terjadi penurunan angka kasus dan peningkatan angka kesembuhan. Hal ini sekaligus mencatatkan bahwa daerah zona oranye di Sulsel berkurang.
Saat ini wilayah zona oranye Sulsel tersisa Kabupaten Luwu Timur dan Tana Toraja. Sedangkan 22 kabupaten lainnya telah berada di zona orange.
"Alhamdulillah, bahkan Kota Makassar kini telah berada di zona risiko rendah," ujar Husny.
Sementara Ketua Makassar Recover dr Iriani mengaku sangat bersyukur atas perubahan zonasi Makassar yang lebih baik terhadap penularan dan penyebaran COVID-19.
"Kalau sudah ada penyampaian dari provinsi artinya memang seperti itu. Karena memang dalam dua pekan terakhir, angka kasus telah di bawah 100 kasus positif," ujarnya.
Berdasarkan data Satgas Sulsel hingga 18 September, penambahan kasus COVID-19 sebanyak 96 orang dari total spesimen yang diperiksa yakni 5.223 pasien.
Sedangkan tren kesembuhan pasien COVID-19 semakin menggembirakan, yakni bertambah 225 orang, sedangkan kematian hanya satu orang.
Baca Juga: Risiko Kematian Tinggi, Pemerintah Minta Keluarga Bujuk Lansia Agar Disuntik Vaksin
dr Iriani mengemukakan Pemkot Makassar tengah melakukan kerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin dalam hal menggencarkan upaya 3T (testing, tracking dan treatment) dan 5M di tengah masyarakat.
"Kerjasama ini sudah pernah sebelumnya tapi sempat terputus dan sekarang lanjut lagi, Alhamdulillah karena perhatian semua stakeholder, termasuk Unhas ikut membantu," ujarnya.
Selain itu, Pemerintah Makassar sudah melatih relawan terkait dengan tracking dan testing, jadi semakin banyak SDM yang bisa dikaryakan untuk melakukan 3T itu.
"Jadi memang alhamdulillah makin banyak tenaga yang bisa dikaryakan untuk pelacakan 3T itu, karena yang penting 5M 3T, tracking, testing dan treatment. Kalau treatment berat tentu ke rumah sakit," kata dr Iriani menjelaskan. (Antara)
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Inilah Daftar Gaji Minimum Pekerja di Kota Makassar Mulai 2026
-
Stok Aman, Harga Agak Goyah: Cek Harga Bahan Pokok di Palu Jelang Natal & Tahun Baru 2026
-
Gubernur Sulsel Groundbreaking 'Jalan Tol' 35 KM Hubungkan Luwu Timur dan Sulawesi Tengah
-
BI Sultra Siapkan Rp980 Miliar Uang Tunai untuk Nataru 2025/2026
-
Makassar Bidik 6,18 Juta Wisatawan di 2025, Apa Strateginya?