Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 16 September 2021 | 15:52 WIB
Ilustrasi tes PCR [SuaraSulsel.id / Suara.com]

SuaraSulsel.id - Muhammad Ilham, penyintas Covid-19 di Kota Makassar membagikan pengalamannya kepada SuaraSulsel.id. Setelah hasil Tes PCR mengkonfirmasi dirinya terpapar Covid-19.

Hasil pemeriksaan Polymerase Chain Reaction atau yang dikenal dengan Tes PCR dilakukan Ilham di salah satu klinik di Jakarta pada 9 Juli 2021.

Saat itu, Ilham sangat bersemangat untuk segera kembali ke kampung halamannya di Desa Tanete, Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Setelah satu tahun lebih merantau ke Pulau Jawa.

Pria berusia 24 tahun ini alumni Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alaudddin, Makassar. Bekerja di Jakarta dengan upah sesuai standar UMR di Jakarta, Rp4,3 Juta per bulan.

Baca Juga: Dilema Tes PCR: Jokowi Teriak Harga Turun, Praktiknya Masih Mahal

“Saya ke Jakarta Februari 2021 untuk kerja jadi desain grafis. Baru satu tahun lebih,” kata Ilham kepada SuaraSulsel.id, Kamis 2 September 2021.

Jelang lebaran Idul Adha 1441 Hijriah yang jatuh pada 20 Juli 2021, Ilham bersyukur mendapatkan libur dari kantor. Namun perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta Tangerang menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar tidak mudah. Semua penumpang wajib memperlihatkan bukti hasil tes PCR. Hanya warga yang negatif boleh terbang.

Ilham terpaksa melakukan tes PCR di Jalan Tebet Timur Raya, Jakarta Selatan. Biayanya Rp 900 ribu. Untuk Ilham, biaya tes PCR ini sangat mahal. Tapi demi pulang kampung, Ilham rela merogoh dompet. Sebelum Tes PCR, Ilham sudah mengeluarkan uang untuk harga tiket saat itu Rp 750 Ribu.

“Saya tes PCR di Jakarta. Nama tempat tesnya itu MyLab di Jakarta. Saya tes tanggal 9 Juli 2021. Hasilnya keluar tanggal 10 Juli 2021. Cuma sehari keluar hasilnya,” terang Ilham.

Setelah berusaha dan mengeluarkan biaya yang besar untuk bisa pulang ke Makassar, Ilham mendapatkan kabar mengejutkan. Meski kondisi tubuhnya sehat, namun hasil Tes PCR menunjukkan Ilham terkonfirmasi positif.

Baca Juga: Harga PCR Turun, Riau Masih Pakai Akurasi Tes Antigen untuk Deteksi Covid

“Tidak jadi lebaran di kampung. Terpaksa saya refund tiket pesawatnya. Uang tiket diganti 30 persen, dari maskapainya. Tiga bulan ke depan baru bisa kita terima uangnya,” beber Ilham.

Karena tidak bisa terbang, Ilham kembali ke tempat kos dengan sewa Rp 700 ribu per bulan. Untuk melakukan isolasi mandiri. Beberapa hari kemudian, Ilham baru merasakan demam dan indra penciumannya hilang.

Beruntung selama isolasi mandiri, masih ada teman yang bersedia membantu segala kebutuhan Ilham. Termasuk mengantarkan makanan setiap hari.

Dua minggu setelah isolasi mandiri, Ilham merasa sudah pulih. Kemudian inisiatif melakukan tes PCR kembali. Berbeda dengan tes PCR yang pertama, kali ini Ilham mulai mencari tes PCR yang harganya lebih murah.

Setelah mengecek beberapa klinik yang menyediakan jasa tes PCR, Ilham menemukan harga yang bervariasi. Antara Rp Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. Hasil tes PCR, semua hasil keluar setelah tiga hari melakukan pemeriksaan.

Hasil tes PCR kedua membuat Ilham lega. Dia dinyatakan negatif berdasarkan hasil pemeriksaan PCR di Neo Clinic, Jalan Puri Kembangan, Jakarta Barat pada akhir Juli 2021. Untuk tes kedua Ilham mengeluarkan biaya Rp 745 ribu.

Load More