Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 11 September 2021 | 07:30 WIB
Nenek penjual perlengkapan rumah tangga di Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar [SuaraSulsel.id / Dokumentasi DT Peduli]

Ia bisa berbagi kebahagiaan dengan para pedagang kecil. Apalagi sudah ada donatur yang membantunya.

"Akhirnya ada beberapa donatur dari DT Peduli yang ikut menyumbang dalam program ini," ucapnya.

Mamat mengaku dalam sebulan, pihaknya menargetkan empat pedagang kecil yang diborong dagangannya. Atau setidaknya dalam seminggu ada satu atau dua pedagang yang dibantu.

Mamat mengaku ide Borong Dagangan ini awalnya terinspirasi dari beberapa konten kreator di Jawa. Mereka juga melakukan aksi yang sama. Memborong dagangan penjual kecil.

Baca Juga: Jelang Lawan PSM Makassar, Presiden Madura United Minta Pemain Bermain Profesional

Mamat kemudian melihat jika di Sulsel, utamanya Makassar belum ada orang yang melakukan hal tersebut. Sehingga ia membuat hal serupa.

"Tapi kami tidak terang- terangan kalau memborong dagangan mereka. Jadi seolah-olah beli dan memang butuh. Sehingga pedagang tersebut tidak merasa kalau dibeli karena kasihan. Dan ini juga bisa membuat mereka semakin semangat menjual," ungkapnya.

Dibalik ide Mamat, ada tim yang mendukung. Salah satunya Hasmirah. Ia merupakan Kepala Cabang Daarut Tauhiid Peduli di Sulsel.

Perempuan asal Gowa ini antusias dengan ide Borong Dagangan. Sehingga ketika Mamat datang mengajukan program, pihaknya langsung mengiyakan.

"Kebetulan di DT Peduli kami ada program berbagi yang hampir mirip-mirip dengan ide Mamat. Namun kami lebih ke sembako," ucapnya.

Baca Juga: Komisi VIII: UPT Asrama Haji Makassar dapat Ditingkatkan Jadi yang Menguntungkan

Akhirnya kini jadilah Program Borong Dagangan sekaligus memberikan sembako kepada pedagang yang dagangannya diborong.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More