SuaraSulsel.id - Berbagai cara dilakukan untuk saling membantu di masa sulit sekarang ini karena Pandemi Covid-19. Seperti yang dilakukan seorang anak muda di Kota Makassar, Mamat Bakri.
Bersama Daarut Tauhiid Peduli, Mamat menginisiasi sebuah gerakan untuk membantu pedagang jalanan. Pedagang yang berjualan dari pagi sampai malam, tetapi dagangannya tidak laku.
Salah satunya, Hasnia, ibu berusia 80 tahun yang berjualan perlengkapan rumah tangga. Di usianya yang sudah senja, Hasnis masih kuat membopong dagangannya. Berkeliling di sekitar Jalan Urip Sumoharjo.
Hasniah memang tak seperti pedagang perabot rumah tangga lainnya. Punya tempat menjual, menunggu pembeli datang.
Untuk mendapatkan pembeli, Hasniah harus berjalan kaki menelusuri Jalan Urip Sumoharjo untuk menjual dagangannya. Baskom besar ditaruh di kepala, sementara ember, keranjang dan yang lainnya ada di tangan kiri dan kanan.
Barang dagangannya juga milik orang lain. Hasniah hanya membantu menjual. Harganya mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 25.000.
Setiap barang yang laku, Hasniah mengaku bisa mendapatkan untung sekitar Rp 2000. Mau tidak mau, beginilah cara Hasniah untuk bertahan hidup. Apalagi semenjak ditinggal suami.
Pedagang lain ada Herman. Kakek tua yang berjualan tisu di bawah jembatan Fly Over.
Kakek ini berjualan dari pagi hingga malam hari. Hanya beralaskan karpet plastik dan meja kecil.
Baca Juga: Jelang Lawan PSM Makassar, Presiden Madura United Minta Pemain Bermain Profesional
Dua sosok pedagang tersebut yang menyentuh hati Mamat Bakrie. Mamat berprofesi sebagai Master of Ceremony (MC).
Setiap harinya ketika berangkat atau pulang kerja, ia selalu melihat dua sosok nenek dan kakek tersebut. Dari situ, ia mulai menyisipkan sebagian penghasilannya untuk diberi kepada kedua sosok pedagang tua tersebut.
Mamat bercerita, ia sangat iba melihat kedua pedagang tua itu. Hingga muncullah ide yang lebih humanis untuk bisa dijalankan.
Mamat mencari lembaga sosial yang bisa diajak berkolaborasi. Ia kemudian mengajukan proposal ke Daarut Tauhiid (DT) Peduli, dan disetujui.
"Saya mulai berpikir kenapa ini tidak dibuat berkelanjutan supaya bisa menyasar lebih banyak pedagang untuk diborong dagangannya," ucap Mamat, Jumat, 10 September 2021.
Mamat bersama Daarut Tauhiid kini punya program bernama Borong Dagangan. Kendati baru berjalan sebulan, Mamat mengaku senang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
Terkini
-
Dihukum Mati! Fakta Mengerikan Pembunuhan Sales Cantik Terungkap di Sidang
-
Jejak Fakta Fakultas Ekonomi Unhas: Alumni Pertama Orang Toraja
-
Rektor Unhas Dituduh Terafiliasi Partai Politik? Prof JJ Siapkan Langkah Hukum
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
BMKG Minta 12 Daerah di Sulawesi Selatan Waspada