SuaraSulsel.id - Rencana pembelajaran tatap muka atau PTM di Kota Makassar belum dibolehkan. Pemkot Makassar meminta orang tua murid dan siswa bersabar.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan, PTM perlu kajian matang. Tidak boleh asal. Karena menyangkut keselamatan siswa.
Pemkot Makassar akan berkoordinasi dengan epidemiolog terlebih dahulu. Apakah sudah boleh dengan kondisi Kota Makassar seperti sekarang atau belum.
"Ini tentang keselamatan anak-anak. Perlu pertimbangan epidemiolog terlebih dahulu," tutur Danny, Jumat, 10 September 2021.
Baca Juga: DPRD Tolak Rencana Pemkot Yogyakarta Gelar Uji Coba PTM Pekan Depan
Jika dibolehkan, kata Danny Pomanto, maka banyak juga syarat yang harus dipatuhi. Termasuk memberlakukan tes antigen untuk siswa di semua sekolah.
Saat ini, kata Danny Pomanto, Pemkot Makassar punya sekitar 200 ribu antigen. Nantinya akan dikhususkan untuk anak sekolah.
"Kalau sudah boleh oleh Epidemiolog, kita persiapkan. Kita tidak mau main-main karena anak-anak ini rawan," tegas Danny Pomanto.
Kendati kasus di Kota Makassar mulai melandai, Danny Pomanto tidak ingin terburu-buru memberlakukan pembelajaran tatap muka. Kecuali untuk sekolah di pulau boleh, asal dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Kalau di pulau kan sudah zona hijau. Kasusnya rendah. Tapi protokol kesehatan harus ketat, hanya boleh 50 persen dalam ruangan," tutur Danny Pomanto.
Baca Juga: Kaum Ibu di Sleman Inginkan PTM, Ajeng: Sekolah Daring Rawan Obesitas Hingga Mata Minus
Ahi Epidemiologi Universitas Hasanuddin Prof Ridwan Amiruddin mengatakan, Pemkot Makassar perlu melakukan klasifikasi wilayah terlebih dahulu. Sebelum PTM diberlakukan.
Ridwan menjelaskan, PTM boleh saja dibuka di kecamatan yang punya positivity rate sudah rendah. Tingkat moderate incidence-nya harus di bawah 5 persen.
Namun, ia melihat di Sulsel, hampir semua wilayah masih dalam kategori waspada. Apalagi angka positivity rate Sulsel masih berada di kisaran 8 persen.
"Artinya belum terkendali. Kita bisa melihat assessment yang dilakukan, positivity rate masih 8 persen," ujar Ridwan.
Ia menjelaskan masih perlu upaya ekstra untuk terus mengontrol penularan pada tingkat komunitas atau kelompok di Sulsel. Sebab, angka penularan virus beberapa kabupaten masuk dalam kategori tidak terkendali.
Termasuk di Makassar. Kemudian, Luwu Utara. Kata Ridwan penularan masih sukar dikendalikan.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
Terkini
-
Sosok Jusuf Manggabarani: Jenderal Berani Melawan Preman, Tolak Pangkat, dan Selamatkan TVRI
-
Tarif Impor AS Bikin Industri Terpuruk, Pengusaha: Kami Jadi Korban Eksperimen
-
Ini Syarat Baru Masuk SMAN Unggulan di Kota Makassar
-
5 Link Saldo Dana Kaget, Bisa Klaim Hingga Ratusan Ribu Rupiah
-
10 Langkah Pendirian Koperasi Merah Putih di Desa dan Kelurahan