SuaraSulsel.id - Proyek Kementerian Koperasi dan UKM berupa bantuan mesin pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) di Desa Pangandaran, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat hingga kini tidak berfungsi alias mangkrak.
Keberadaan proyek tahun 2017 dengan anggaran miliaran rupiah itu, bertujuan agar bisa menerangi beberapa desa terpencil di Kabupaten Mamasa.
Namun diduga proyek PLTMH tersebut tidak berjalan dengan semestinya. Sehingga terbengkalai. Pada lokasi PLTMH ditemukan sejumlah alat – alat dan mesin yang sudah ditumbuhi rumput.
Demas, salah seorang warga Desa Pangandaran, mengetahui bantuan pemerintah ini agar tidak terjadi krisis listrik. Namun yang terjadi, kata dia, pihak – pihak yang bertanggung jawab hanya dijadikan barang pajangan tanpa merasa bersalah.
“Sangat disayangkan sekali PLTMH ini tidak dirasakan manfaatnya sampai sekarang. Kami kira PLTMH akan menjawab krisis listrik di desa kami, tapi rupanya hanya dijadikan barang pajangan saja oleh pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab,“ kesal Demas saat diwawancara Pojokcelebes.com -- jaringan Suara.com
Demas mengatakan alat PLTMH didatangkan langsung dari pusat. Awalnya sejumlah masyarakat terpencil yang tinggal jauh dari ibu kota Kabupaten Mamasa, sangat gembira.
Seperangkat alat mesin PLTMH, yang akan dipasang di Desa Pangandaran, masyarakat bersama melakukan gotong royong memindahkan alat tersebut.
“Kala itu kami sangat gembira setelah kami lihat alat ini datang dengan mobil truk gandengan. Karena akses jalan masuk di Desa Pangandaran rusak parah, sehingga kami terpaksa gotong royong. Memikul mesin ke desa pangandaran sejauh belasan kilometer. Dan waktu itu sukses karena dilakukan secara bersama – sama,“ ungkap Demas.
Namun yang terjadi sebut Demas, sampai saat ini seperangkat alat dan mesin PLTMH itu tidak memberikan manfaat bagi masyarakat desa terpencil. Yang ada kata dia, hanya barang yang terbungkus oleh karat dan lumpur.
Baca Juga: Banyak Pimpinan Bermasalah, Saut Situmorang: Anda Tidak Bisa Berharap ke KPK
“Coba lihat di sana, alat itu sudah jadi besi tua terbungkus karatan dan rumput. Saya yakin alat ini pasti mahal. Dan pemerintah harus tahu ini persoalan ini. Dan tidak ada alasan, harus bertanggung jawab oleh pihak – pihak terkait,“ tegasnya.
Kepala Desa Pangandaran Heriyanto mengatakan, proyek PLTMH ini diduga akal – akalan. Karena ada pihak yang pernah menemuinya meminta tanda tangan serah terima barang.
Namun kata Heriyanto, saat itu enggan memberikan tanda tangan. Karena fakta membuktikan proyek pembangunan PLTMH tidak rampung alias terbengkalai.
“Saya pernah ditemui seseorang untuk meminta tanda tangan serah terima PLTMH, namun saya menolak karena proyek pembangunan PLTMH tersebut belum difungsikan dan bahkan azas manfaatnya belum dirasakan masyarakat Desa Pangandaran,” kesal Heriyanto.
Fakta di lapangan tentang proyek pembangunan PLTMH ini, lanjut Heriyanto mengatakan, pemasangan kabel sepanjang 400 meter serta pembuatan saluran air juga tidak kunjung rampung.
“Ini sudah lama menjadi keluhan warga Desa Pangandaran karena PLTMH ini tidak berfungsi sama sekali. Masyarakat kami ini sangat mengharapkan memiliki penerangan lampu listrik di rumah masing-masing. Namun yang terjadi PLTMH tidak bisa memberikan manfaat sama sekali ke masyarakat, padahal anggarannya miliaran rupiah,” kesalnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Benteng Terakhir Runtuh: Saat Ayah Kandung dan Guru Jadi Predator Paling Keji di Makassar
-
Maluku Lakukan Operasi Bypass Jantung Pertama Sejak RI Merdeka
-
Ketua PKK Sulsel Beri Hadiah Rp300 Juta di Jambore PKK 2025
-
Berapa Bulan Gaji Pemain PSM Makassar Belum Dibayar? Ini Pengakuan Manajemen
-
3 Tersangka Perumda Palu Dijebloskan ke Penjara!