SuaraSulsel.id - Warga Desa Burana dan Desa Pangandaran, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat mengaku kecewa dengan pemerintah Kabupaten Mamasa.
Pasalnya, jalan yang menghubungkan dua desa tersebut belum diperbaiki. Bahkan petugas sudah berulang kali datang melakukan pengukuran. Sampai saat ini belum juga ada tanda – tanda jalan akan diperbaiki.
Niko warga asal Desa Burana mengatakan, jarak dari Kelurahan Lakahang ke Desa Burana ditempuh 7 kilometer. Jalur ini sudah berulang kali diukur oleh Dinas PU Kabupaten Mamasa.
Tapi sampai sekarang belum juga ada perbaikan. Tidak hanya itu, kata Niko, kondisi ini sudah beberapa kali dimasukkan dalam Musrembang, mulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan sampai provinsi. Namun hasilnya nol besar.
“Bosan mi kami lihat jalan itu selalu diukur dan saya tidak tahu diukur untuk apa. Kalau diukur untuk perbaikan ya kenapa sampai saat ini belum diperbaiki. Dan keluhan ini sudah masuk di Musrembang tapi nyatanya tidak ada juga hasil,“ keluh Niko kepada pojokcelebes.com -- jaringan Suara.com
Kepala Desa Pangandaran, Heriyanto, mengaku jalan masuk desanya sampai saat ini belum ada sentuhan Pemerintah Kabupaten Mamasa maupun dari Provinsi Sulbar.
Namun beruntung, kala itu jalan itu ada rintisan dari salah satu perusahaan sehingga bisa digunakan warga setempat.
“Jalan tersebut yang merintis perusahaan oleh Hutan Tanaman Industri (HTI) waktu berada di Desa Pangandaran. Tetapi kalau perbaikan pemerintah sampai saat ini belum ada sama sekali,“ ungkapnya.
Menurut dia, Jalan yang dibuat perusahaan HTI, lebarnya empat meter saja dengan kondisi medan yang berat.
Dan kondisi jalan sekarang ini seakan – akan bentukan dari alam karena sudah menyempit, dan sudah menjadi jalan setapak karena sisi jalan tertimbun longsoran di setiap musim hujan dan kondisi ini sudah berlangsung lama.
Baca Juga: PMM UMM Kel 07 Gelombang 11 Membantu Pelestarian Kebudayaan Masyarakat Desa
“Dulunya jalan itu Pak lebarnya Empat meter, tapi sekarang sudah berubah jalan setapak. Karena sisi jalan sudah tertimbun longsoran. Dan begini mi modelnya Pak karena tidak ada perbaikan dari pemerintah,“ keluhnya.
Lanjut kata dia, kondisi jalan ini selalu menjadi keluhan warga ke pemerintah desa dengan mempertanyakan kapan jalan tersebut bisa diperbaiki. Keluhan itu beralasan karena sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan.
Dengan kondisi jalan yang rusak berat ini, kata Kades, berdampak tingginya biaya angkut hasil bumi di saat panen dan naiknya biaya angkutan bahan bangunan masuk di Desa Pangandaran. Akibat jalan ini, juga mempengaruhi harga tabung gas bersubsidi yang naik sampai 65 ribu per tabung.
“Sangat menderita kami di sini Pak karena jalan, semua biaya alat transportasi ojek sangat tinggi apalagi kalau pengangkutan bahan bangunan naik sampai 30 sampai 50 persen. Dan harga tabung gas naik sampai 65 ribu per tabung. Kita mau apalagi kalau kondisi seperti ini, “ keluhnya.
Dia menambahkan, kondisi Desa Pangandaran memiliki jumlah penduduk kurang lebih 1000 jiwa dan memiliki luas persawahan kurang lebih juga 250 hektare.
Tentu pemerintah tidak akan tutup mata melihat desa ini. Dan selalu berharap pemerintah bisa memperbaiki infrastruktur jalan desa Pangandaran dan sekitarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Bank Mandiri Resmi Buka Livin Fest 2025 di Makassar, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
-
GMTD Diserang 'Serakahnomics', Kalla Ditantang Tunjukkan Bukti
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas di Sulsel, Kejati Kejar Dana Rp60 Miliar
-
Kejati Geledah Ruang Kepala BKAD Pemprov Sulsel Dijaga Ketat TNI
-
BREAKING NEWS: Kejati Sulsel Geledah Kantor Dinas Tanaman Pangan