SuaraSulsel.id - Syamsul Bahri, salah satu saksi kasus suap dan gratifikasi proyek di Pemprov Sulsel, mengungkap peran istri Nurdin Abdullah, Liestiaty F. Nurdin. Lies disebut sering mengintervensi dalam program pemerintah.
Salah satunya, kata Syamsul Bahri, adalah pengadaan ternak untuk kelompok ternak di Sulsel. Kelompok ternak ini disebut Syamsul, sebagai mantan Tim Pemenangan Nurdin Abdullah di Pilgub Sulsel.
"Karaeng Mega (Saudara Nurdin Abdullah) yang menghubungi saya untuk menghadap ke Bu Lies, istri Nurdin Abdullah. Kami bertemu di rumah dinas," ujar Syamsul, Mantan Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Pemprov Sulsel di Pengadilan Tipikor Makassar, Kamis, 26 Agustus 2021.
Pertemuan itu terjadi pada akhir Januari 2021. Ada juga Kepala Seksi Bidang Produksi Dinas Peternakan, Rusdianto hadir saat itu.
"Beliau (Liestiaty) meminta bantuan supaya proposal bantuan ternak dari kabupaten bisa dibantu," tambahnya.
Kabupaten yang dimaksud adalah dari Kabupaten Tana Toraja, Soppeng, Maros, Wajo, Enrekang, dan Bone. Jenis ternaknya kerbau, sapi, dan babi.
Satu kelompok, kata Syamsul, dijatah 10 ternak. Kisaran harga ternaknya Rp 10 juta per ekor.
"Kelompok peternak ini pendukungnya dulu saat Pilgub. Yang bilang begitu ke saya Karaeng Mega," tutur Syamsul.
Suami Mega, kata Syamsul, pernah mengirimkan pesan singkat kepadanya. Berisi daftar-daftar kelompok peternak yang harus dibantu. Namun, ia lupa nama-namanya.
Baca Juga: Saksi Sebut Nurdin Abdullah Perintahkan Tiga Proyek Dimenangkan Oleh Perusahaan Ini
Namun saat itu, anggaran di Dinas Peternakan Sulsel tidak mencukupi. Lies kemudian meminta Syamsul untuk menghadap Kepala Bappeda yang saat itu dijabat Junaedi.
"Saat itu tidak ada anggaran karena sudah Covid. Waktu itu saya ke Kantor Bappeda dan saya sampaikan pesan Bu Lies, apakah bisa dibantu anggaran. Tapi saat itu sudah pembahasan anggaran dan sangat minim. Bappeda bilang sudah tidak ada tambahan anggaran," jelasnya.
Ia mengaku tak bisa mengakomodir permintaan Liestiaty saat itu. Sebab, anggaran di dinas peternakan sangat minim.
"Sampai sekarang juga tidak terealisasi itu proposal karena tidak ada uang. Waktu itu saya langsung sampaikan ke Bu Mega bahwa saya sudah koordinasi dengan Pak Junaedi dan tidak ada lagi anggaran," tandasnya.
Peran keluarga Nurdin Abdullah dalam mengatur proyek di Pemprov Sulsel juga diungkap oleh saksi lain, Jumras. Mega disebut punya peran besar dalam menentukan pemenang tender.
Jumras mengatakan, bertemu dengan Mega berulang kali. Saat bertemu, ada buku catatan ditulis tangan yang diperlihatkan. Isinya soal paket proyek di DPA tahun 2019.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
Bocah Viral Pemungut Sisa Kue di Gowa Dapat Hadiah Sepeda dari Gubernur Sulsel
-
Gubernur Sulsel Tanggung Biaya Pengobatan Semua Korban Aksi Unjuk Rasa Bone
-
Uang Palsu Kembali Gegerkan Gowa! 2 Wanita Ditangkap
-
Sekda Sulsel: Pencegahan TPPO Harus dengan Pendekatan Lintas Sektor
-
Setelah Demo Ricuh, Kenaikan Pajak PBB di Bone Akhirnya Ditunda!