Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 11 Agustus 2021 | 17:56 WIB
Bagian Tenggara Benteng Somba Opu dieksvakasi oleh Peneliti Unhas. Kawasan ini disebut sebagai pintu gerbang paling kuat dan sulit dihancurkan pada masanya [SuaraSulsel.id / Lorensia Clara Tambing]

Awalnya, pada masa Karaeng Tumapa’risi Kallona, Kerajaan Gowa berperang melawan Kerajaan Tallo.
Kerajaan Gowa memenangkan peperangan.

Kedua raja kemudian bersepakat untuk bersekutu. Sehingga kerajaan Gowa kerap disebut juga Kerajaan Gowa-Tallo.

Gowa-Tallo adalah dua kerajaan yang bersekutu, tapi berbeda kerajaan. Keduanya bersatu dalam tali persaudaraan walau punya raja masing-masing.

Dengan perjanjian tersebut, hubungan kekeluargaan di antara dua kerajaan itu terjalin erat. Sumpah yang diucapkan adalah "siapa saja yang mengadu domba Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo, maka akan dikutuk dewa".

Baca Juga: Akibat Kompor Meledak, Ratusan Rumah Hangus Terbakar di Makassar

Sejak saat itulah, hubungan Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo tidak terpisahkan. Dalam struktur pemerintahan Kerajaan Gowa, raja Tallo mendampingi raja Gowa.

Raja-raja Tallo selalu merangkap sebagai Pabbicara Butta atau mangkubumi Kerajaan Gowa. Kedudukan ini kedudukan tertinggi setelah raja. Kedudukannya, bisa dikatakan orang kedua setelah raja.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More