SuaraSulsel.id - Benteng Somba Opu adalah saksi sejarah yang ditelantarkan. Benteng peninggalan kerajaan Gowa ini jadi bukti betapa gigihnya para pejuang mempertahankan tanah air dari penjajah Belanda.
Benteng Somba Opu terletak enam kilometer ke arah selatan dari kota Makassar. Di sana masih tersisa puing-puing batu benteng yang tingginya sekitar dua meter.
Kendati tidak terurus, Benteng Somba Opu menyisakan banyak fakta sejarah. Berikut beberapa fakta soal Benteng Somba Opu yang dirangkum SuaraSulsel.id.
1. Benteng Terkuat
Baca Juga: Akibat Kompor Meledak, Ratusan Rumah Hangus Terbakar di Makassar
Horst Liebner, Peneliti Sejarah dan Budaya asal Jerman mengatakan Benteng Somba Opu diserang pada 14 Juni 1669, jam 6 sore. Bunyi sebuah ledakan mahadahsyat menggemparkan Makassar saat itu.
Serangan pasukan Belanda ini diceritakan dalam buku yang berjudul Cornelis Janszoon Speelman. Kata Horst, Speelman adalah komandan Belanda yang memimpin serangan saat itu.
Balatentara gabungan Bugis, Maluku-Buton, dan Belanda yang sudah bertahun-tahun berusaha menaklukkan Kerajaan Gowa-Tallo. Saat itu berhasil meruntuhkan dinding benteng.
Mereka meledakkan ratusan kilo mesiu yang tersembunyi di dalam sebuah terowongan di bawah tembok Benteng Somba Opu.
Ledakan besar itu meruntuhkan tembok yang tingginya hampir mencapai 30 meter. Para prajurit koalisi anti Makassar sekitar 2.000 orang Bugis, 200 orang Maluku, 200 orang Buton dan 100 serdadu dan awak kapal Belanda, berlari menyerang lubang yang sudah terbuka karena ledakan. Padahal, selama ini tembok tersebut tidak dapat dihancurkan.
Baca Juga: Kebakaran di Kompleks Lepping Kota Makassar Hanguskan 95 Unit Rumah
"Tembok itu tidak dapat mereka menghancurkan dengan meriam terbesar pun," ujar Horst, beberapa waktu lalu.
Namun, dari dalam benteng, kata Horst ada sekitar dua kelompok prajurit yang berhasil melompati liang menganga dengan gigih. Mereka mempertahankan celah tersebut agar musuh tak bisa masuk.
Hingga pada malam hari, tidak ada musuh yang berhasil menembus ke dalam Benteng Somba Opu. Serangan yang lebih dahsyat terjadi lagi di pagi hari, esoknya. Namun gagal juga.
Pertempuran pada malam harinya yang paling mengerikan. Suara ledakan tak pernah terdengar bahkan di perang Eropa sekalipun.
"Tetapi bagaimanapun Benteng Somba Opu belum juga dapat ditaklukkan kala itu," ucap Doktor asal University of Leeds itu.
Pada tanggal 17 Juni, hujan deras mulai turun. Selama sepekan, hujan tak juga berhenti. Serangan pun dihentikan sementara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pemain Keturunan Ambon Rp 34,8 Miliar Eligible OTW Ronde 4, Jadi Pelapis Jay Idzes
Pilihan
-
10 Mobil Keluarga di Bawah Rp100 Juta Selain Avanza-Xenia, Kabin Lega Ada Tahun Muda
-
8 Celana Dalam Wanita Terbaik, Nyaman dan Bagus Buat Emak-emak!
-
Bos Port FC Blak-blakan Usai Diundang Ikut Piala Presiden 2025
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Prabowo di Singapura: Danantara Diminta "Jiplak" Kesuksesan Temasek!
Terkini
-
Sudah 105 Rumah Terbakar di Makassar, 5 Orang Meninggal
-
Anak Kecanduan Medsos? Menteri Meutya Usul Larangan HP di Sekolah, Setuju?
-
Fadli Zon Ungkap Fakta 'Perkosaan Massal' Mei 1998
-
Viral Parkir Bandara Sultan Hasanuddin Rp100 Ribu Dijaga Anggota TNI, Ini Penjelasan Angkasa Pura
-
Polisi Tembak TNI Gadungan Pencuri Emas dan Ponsel Warga