SuaraSulsel.id - Pandemi Covid-19 tidak membuat warga berhenti berharap mendapatkan rezeki. Termasuk pedagang musiman bendera merah putih di Kota Makassar.
Pedagang bendera merah putih masih berharap bisa mendapatkan untung. Meski tidak ada lagi kegiatan perayaan 17 Agustus yang meriah di lingkungan masyarakat. Seperti sebelum pandemi datang.
Ahmad Yani, kakek berusia 54 tahun tetap menebar senyum. Menyambut warga atau pengendara yang singgah melihat bendera merah putih digantung.
Ahmad Yani membuka lapak di Jalan Toddopuli Raya Timur, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.
Bendera merah putih digantung seperti jemuran di bawah pepohonan di pinggir jalan raya. Berharap bisa terlihat dan mengundang warga singgah membeli.
Kepada SuaraSulsel.id, Yani mengatakan sudah berdagang bendera musiman selama dua puluh satu tahun. Lokasinya masih sama.
Menjual bendera merah putih sejak tahun 2000. Waktu itu kondisi jalanan di Toddopuli Raya Timur, belum dilapisi aspal.
"Setiap tahun saya jualan bendera di sini. Tahun 2000-an mulai menjual di sini," kata Ahmad kepada SuaraSulsel.id, Rabu 4 Agustus 2021.
Kakek Ahmad tinggal di Jalan Emmy Saelan, Kecamatan Rappocini, Makassar. Bendera merah putih yang dijual diperoleh dari tukang jahit.
Baca Juga: Bangkrut, Pengusaha Sound System Ngawi Ingin Tukar Peralatan dengan Ternak atau Beras
Bendera merah putih harus dibayar lunas. Kemudian dijual kembali di pinggir jalan. Ada banyak produk yang dijual Kakek Yani. Seperti Umbul-umbul, Bendera Merah Putih, dan bambu.
"Sepuluh bendera itu, saya belikan Rp 150 ribu. Saya ambil stok harga Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta untuk saya jual," kata dia.
"Yang bendera panjang ini Umbul-Umbul. Saya jual Rp 25 ribu satu. Kalau bendera merah putih yang besar Rp 35 ribu, kalau bendera yang ukuran sedang Rp 25 ribu. Beda-beda harganya. Tergantung ukurannya juga bukan jenis bahannya," ungkap Kakek Ahmad.
Besar kecilnya keuntungan dari berjualan bendera, kata dia, semuanya tergantung dari banyaknya bendera yang laku. Tetapi, semuanya dijalani dengan ikhlas dan sabar oleh Kakek Ahmad.
"Kalau pembeli tidak bagus, ya kita sabari saja. Kita dapat modalnya, tapi barang masih ada. Tapi ini kan juga bukan barang busuk," jelas Kakek Ahmad.
Menurutnya, keuntungan yang diperoleh dari hasil menjual bendera pada momentum perayaan 17 Agustus pada tahun-tahun sebelumnya terbilang bagus. Bisa mencapai Rp 3 juta hingga Rp 4 juta.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 24 Agustus: Raih Skin SG2 dan Diamond di Akhir Pekan
Pilihan
-
Download Video TikTok Favoritmu Tanpa Logo dengan Snaptik Gratis!
-
Terbitkan 20,9 Juta Saham Baru, PANI Gelar Private Placement Rp300 Miliar
-
3 Rekomendasi HP Gaming Murah Baterai Awet Berhari-hari, Harga Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
4 HP Murah RAM 12 GB Paling Worth It di Bawah Rp3 Juta, Harga Terjangkau Performa Handal
-
Here We Go! FC Utrecht Lepas Miliano Jonathans ke Timnas Indonesia
Terkini
-
Taufan Pawe Siap Bertarung Lawan Appi di Musda Golkar Sulsel
-
Makassar Harus Perkuat Tata Kelola Sampah: Mulai dari Rumah Hingga TPA
-
Tim UI Ikut Tangani Tumpahan Minyak PT Vale di Luwu Timur
-
Motivator Dwi Hartono Otak Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Pimpinan Bank
-
Insiden Pipa Minyak di Towuti, PT Vale Buka Posko Pengaduan 24 Jam