SuaraSulsel.id - Masyarakat Bonto Mangngape, Kelurahan Kalumeme, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba memiliki tradisi setiap menyambut malam 16 ramadhan. Biasa juga disebut malam qunut.
Pada malam pertengahan bulan ramadhan warga di masing-masing rumah akan menyediakan legese. Makanan khas Sulawesi Selatan. Ada juga ayam nasu likku dan sajian lain sebagai pelengkap.
Tradisi itu berlangsung di setiap malam ke 16 di bulan Ramadhan dan selalu dilakukan tiap tahunnya.
Tradisi malam qunut ini dilakukan masyarakat Bonto Mangngape dengan berkumpul bersama keluarga. Mulai saat waktu berbuka puasa.
Baca Juga: Kepala Dusun di Bulukumba Ditemukan Meninggal Penuh Tusukan
Malam qunut dirayakan sebagai bentuk rasa syukur karena telah sampai pada pertengahan bulan suci ramadhan.
Sampai saat ini masyarakat masih melakukan tradisi tersebut. Banyak orang yang turut ikut dalam kegembiraan karena bisa melalui 15 ramadhan.
Lurah Kalumeme Arya Arnita, menjelaskan tradisi malam qunut adalah satu kekayaan budaya asli masyarakat Bonto Mangngape yang harus dijaga dan dilestarikan.
“Budaya qunut di malam ke 16 Ramadhan ini adalah sesuatu yang luar biasa, patut diapresiasi, dan dijaga kelestariannya. Tradisi masyarakat kita ini juga menjadi daya tarik tersendiri," ucapnya kepada KabarMakassar.com -- jaringan Suara.com, Rabu 28 April 2021.
Menurut Arya Anita, Kegiatan yang sudah menjadi tradisi masyarakat Bonto Mangngape sejak dulu ini, sudah cukup dikenal masyarakat Bulukumba khususnya.
Baca Juga: Cerita Perempuan Asal Bulukumba, Dilamar Pakai Bitcoin Rp 1,6 Miliar
“Kegiatan ini bahkan banyak dibicarakan oleh masyarakat di daerah lain, dan tidak sedikit yang memuji dan tertarik untuk menyaksikan tradisi malam qunut ini," bebernya.
Ia berharap, para generasi muda Bonto Mangngape dapat terus menjaga kearifan lokal tradisi malam qunut, atau tradisi syukuran telah melalui pertengahan Bulan Ramadhan.
“Salah satu keunikan yang ada di tradisi ini adalah di mana warga setiap rumah melaksanakan tradisi malam pertama qunut di bulan Ramadhan. Kegiatan ini mengandung makna silaturahmi,” tukasnya.
Di tempat yang sama, kepala lingkungan Bonto Mangngape, Nasrun mengatakan, malam qunut ialah sebuah tradisi turun temurun di setiap malam pertengahan bulan Ramadhan.
"Dan akan tetap dijaga dan dilestarikan sebagai budaya keislaman," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Menikah Bahagia Tapi Memilih Berpisah, Tradisi Unik Pasangan di Jepang
-
Kunjungan Presiden RI ke Bulukumba: Pantai Pasir Putih Tanjung Bira Sarat Nilai Ekonomi
-
Tradisi Unik Lawa Pipi di Desa Hila, Maluku Bawa Lari Hewan Kurban Sebelum Disembelih
-
7 Destinasi Bulukumba Masuk Unggulan Kemenparekraf, Pemkab Siapkan 25 Andalan Lagi
-
Akhir Pekan Panjang, Objek Wisata Tanjung Bira Bulukumba Panen Cuan
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Berani Jujur! 3 Kepala KUA di Takalar Kembalikan Uang Gratifikasi dari Calon Pengantin
-
Kalah Pilkada 2024 Tidak Boleh Langsung Menggugat ke MK, Ini Aturannya
-
Unggul Versi Quick Count, Sudirman: Jangan Bereuforia!
-
Pilkada Sulsel 2024: Disabilitas dan Warga Binaan Antusias Menyalurkan Hak Pilih
-
Pelayanan CS BRI Dipuji Netizen Usai Viral di Media Sosial