Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Sabtu, 20 Maret 2021 | 11:33 WIB
Pengungsi Rohingya bernama Hussein dipertemukan dengan keluarga setelah 12 tahun berpisah. [Ist]

SuaraSulsel.id - Pengungsi Rohingya bernama Imam Hussein (51) akhirnya bernafas lega. Ia dipertemukan dengan istri dan kedua anaknya setelah 12 tahun terpisah.

Ia mendapatkan persetujuan dari Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM RI.

Hussein sebelumnya ditempatkan di Rudenim (Rumah Detensi Imigrasi) Jakarta, akhirnya dipindahkan ke tempat penampungan di bawah pengawasan Rudenim Makassar.

Alasan pemindahan Hussein karena isteri dan kedua anaknya tinggal di tempat penampungan pengungsi yang berada di Kota Makassar.

Baca Juga: Mau Jokowi 3 Periode, Poyuono: Aturan 2 Periode Amien Rais Hanya Copas AS

Dengan dikawal dua orang petugas dari Rudenim Jakarta Hussein bertolak menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar(19/3/2021), dan selanjutnya dilakukan serah terima pengawasan ke Rudenim Makassar.

Tampak jelas raut kegembiraan dari wajah Hussein saat proses pengambilan foto dan sidik jari dilakukan oleh Petugas Rudenim Makassar. Dengan Bahasa Indonesia fasih, ia menjawab semua pertanyaan perihal biodata dirinya.

Setelah melalui proses registrasi, Hussein diantar menuju tempat penampungan isterinya yang berada di Kota Makassar.

"Selain dikawal oleh petugas dari Rudenim Jakarta, kami pun menyertakan petugas Rudenim Makassar untuk mengawal sampai tempat penampungannya, hal ini dikarenakan Hussein saat ini telah berada di bawah pengawasan Rudenim Makassar," ungkap Alimuddin, Kepala Rudenim Makassar, Sabtu (20/3/2021).

Kepala Divisi Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan Dodi Karnida berharap, Hussein dan keluarganya segera mendapatkan negara suaka.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Untuk Lansia di Bengkayang Kurang, Begini Kata Plt Kadinkes

"Waktu 12 tahun terpisah itu pasti sangat melelahkan dan mudah-mudahan berkumpulnya mereka itu menjadi pertanda awal masa depan yg cerah. Harapan kita, keutuhan kembali sebagai suatu keluarga itu, dapat mendorong mereka untuk segera ditempatkan di negara ketiga." tukasnya.

Load More