Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 23 Februari 2021 | 08:38 WIB
Petugas mengecek suhu tubuh siswa sebelum memasuki kelas saat hari pertama dimulainya kembali pembelajaran tatap muka di SDN 82/I Serasah, Batanghari, Jambi, Senin (22/2/2021). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

SuaraSulsel.id - Ketua IDI Kota Makassar dr Siswanto Wahab mengatakan, fakta positive Rate 38,16 di Indonesia. Artinya 10 orang dilakukan testing swab/PCR akan ada 4 orang positif.

Standar WHO hanya 5 persen. Selain itu, angka Covid-19 di Sulawesi Selatan masih masuk 5-7 tertinggi di Indonesia dan makassar sebagai episentrum.

Atas dasar itu IDI Makassar menolak kebijakan sekolah tatap muka. Baik secara bertahap atau sekaligus. Perlu diingat, ada tiga poin penting untuk memperhatikan masa depan anak.

"Yakni hak anak hidup, hak anak sehat, dan hak anak mendapatkan pendidikan," ujar Siswanto, Selasa 23 Februari 2021.

Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan, Selebgram Makassar Minta Maaf

Dia mengatakan, guru saja belum divaksinasi. Apalagi siswa. Siapa yang mau bertanggung jawab jika anak-anak kena Covid-19.

Anak-anak bisa terpapar di sekolah. Bisa kena saat pergi atau pulang ke sekolah. Setelah itu membawa virus ke keluarga.

"Dampaknya terjadi klaster sekolah serta meninggi lagi klaster keluarga," kata Siswanto.

IDI Kota Makassar mendukung kebijakan yang dikeluarkan akhir tahun 2020 oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Untuk menegaskan perlu adanya sejumlah hal yang diperhatikan dan dilakukan yang mencakup dukungan untuk kesehatan dan kesejahteraan anak.

Yakni penundaan pembukaan sekolah untuk kegiatan pembelajaran tatap muka sampai guru dan peserta didik semua sudah divaksin Covid-19 dan tentu saja memiliki andil sangat besar untuk menurunkan transmisi.

Baca Juga: Nama 12 Selebgram Makassar yang Dipanggil Satpol PP Karena Langgar Protokol

Seluruh warga sekolah termasuk guru dan staf sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki risiko yang sama untuk tertular dan menularkan Covid-19.

Idealnya untuk Sulawesi Selatan, 1200-1300 sampel setiap hari pemeriksaan swab/PCR diluar pemeriksaan penderita positif Covid-19.

"Setelah itu kita masuk kepada pendidikan disiplin hidup bersih sehat, penerapan protokol kesehatan dari rumah hingga ke sekolah. Termasuk mempersiapkan kebutuhan penunjang kesehatan anak seperti masker, bekal makanan dan air minum, pembersih tangan, hingga rencana transportasi harus steril. Intinya IDI Makassar tolak kebijakan buka sekolah saat Covid-19 masih tinggi di Sulsel," pungkas Siswanto.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Muhammad Jufri mempertimbangkan pembukaan sekolah tatap muka secara bertahap.

Pembukaan sekolah tatap muka ini dikhususkan bagi siswa kelas XII jenjang SMA/SMK. Mendapat penolakan keras Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar.

Load More