Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 15 Februari 2021 | 08:09 WIB
Jagung hibrida NASA 29 di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan / [Humas Pemprov Sulsel]

Adanya Perseroda dan Bank Sulselbar tentunya akan menjadi jaminan baik dari harga jagung maupun penyaluran hasil produksi petani. Apalagi Pemprov Sulsel saat ini sudah menjaring kerjasama dengan Asosiasi Pengumpul Padi (Perpadi) Sulsel.

"Kami punya Perseroda, kami punya perbankan, Bank Sulselbar yang mensupport terus, Pak Bupati menyiapkan lahan, menyiapkan petani. Saya kira ini adalah sebuah kolaborasi yang bagus. Tinggal sekarang, saya minta Perseroda bersama dengan Bank Sulselbar menjadi penyangga jagung. Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa masih ada kartel, ini yang harus kita putus," jelasnya.

Langkah tersebut berdasarkan kebutuhan petani. Petani selama ini masih berputar di lingkaran yang sama. Bahkan lanjut Nurdin, ketidakpastian harga, pupuk dan benih merupakan sesuatu yang sangat menyedihkan, dan pemerintah harus hadir menyediakan apa yang menjadi kebutuhan petani.

"Bayangkan, petani udah setengah mati siang malam menggarap lahannya, menanam dan sebagainya. Giliran panen tidak mendapatkan hasil maksimal, ini kan sesuatu yang menyedihkan. Oleh karena itu, kalau sistem kartel ini tidak berhenti, maka Pemerintah Sulsel melalui Perseroda dan Bank Sulselbar, akan hadir untuk menjadi penyangga jagung," jelasnya.

Baca Juga: Dilema Guru Honorer di Kabupaten Bone, Dipecat Lewat WhatsApp

Olehnya itu, salah satu langkah pasti bagi petani menuju kesejahteraan, pemerintah harus berpihak dan menyediakan apa yang menjadi kebutuhannya.

"Pertanyaan sekarang, apa kita mau berpihak ke petani? Jangan sampai saya ingin mengatakan bahwa kenapa impor jalan terus, karena kesejahteraan belum ke petani. Kalau ini menjanjikan, kita nggak perlu impor, termasuk juga kedelai," tutupnya.

Gubernur juga menyumbang satu unit traktor, satu unit pompa air, dan satu unit sprayer untuk masyarakat Desa Unra.

Load More