Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 14 Januari 2021 | 09:35 WIB
Salah seorang penembak jitu (sniper) saat bertugas menjaga pengamanan selama berlangsungnya peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika di Jakarta, Senin (20/4).

SuaraSulsel.id - Meski mendapatkan penolakan dari sebagian kelompok, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap mengajukan calon tunggal Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo ke DPR RI. 

Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, mantan ajudan Presiden Jokowi pun hampir pasti menjadi orang nomor 1 di Polri.

Jika tak ada aral melintang, Komjen Listyo Sigit Prabowo dipastikan akan dilantik menggantikan Jenderal Idham Azis yang memasuki masa pensiun. 

Membaca sejarah Polri, sampai saat ini sudah terjadi pergantian Kapolri sebanyak 24 kali. 

Baca Juga: 19 Bulan Anggota Brimob Ini Pergi Tanpa Izin, Tinggalkan Tugas Kantor

Dalam sejarah pergantian Kapolri, ada satu kisah menarik yang diceritakan dalam buku berjudul "Resimen Pelopor Pasukan Elit yang Terlupakan" karya Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis. 

Dalam buku tersebut, diceritakan mengenai adanya gejolak di tubuh internal Polri yang mengakibatkan mundurnya Kapolri Jenderal Polisi Soetjipto Joedodihardjo.

Peristiwa ini dilatar belakangi pecahnya Gerakan 30 September 1965. 

Akibat peristiwa G30S terjadi kisruh di kalangan jenderal Polri. Ada beberapa jenderal yang tidak puas dengan kepemimpinan Jenderal Polisi Soetjipto Joedodihardjo.

Puncaknya terjadi di pertengahan tahun 1968. Markas Besar Angkatan Polri (Mabak Polri) yang sekarang bernama Mabes Polri mengeluarkan SK pergantian Komandan Resimen Pelopor Kombes Anton Soedjarwo. 

Baca Juga: Empat Anggota Brimob Polda Sulsel Dipecat, Ini Pelanggaran Beratnya

Pergantian Anton Soedjarwo di tengah konflik internal Polri menimbulkan kecurigaan dari berbagai pihak termasuk di kalangan anggota Pelopor. 

Load More