SuaraSulsel.id - Nasib 18 orang terduga pelaku teroris yang ditangkap di Sulawesi Selatan (Sulsel) akan segera ditentukan. Sebab, dalam waktu tujuh hari kedepan penyidik Densus 88 Mabes Polri akan melakukan penetapan tersangka.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Pol E. Zulfan mengatakan, 18 orang terduga pelaku teroris yang ditangkap tersebut hingga kini masih ditahan di Polda Sulsel. Untuk dilakukan pemeriksaan secara mendalam.
Meski ditahan di Polda Sulsel, namun kata Zulfan, pemeriksaan akan tetap dilakukan oleh Densus 88 Mabes Polri selaku penyidik yang menangani kasus tersebut.
"Perkembangan JAD sampai hari ini 18 orang masih dilakukan pemeriksaan, belum ada tersangka lain," kata Zulfan kepada SuaraSulsel.id, Senin (11/1/2021).
Baca Juga: Polisi Sita Bom Rakitan dan Senjata Milik Terduga Teroris di Makassar
Zulfan menjelaskan pemeriksaan terhadap 18 orang terduga teroris itu akan dilakukan selama tujuh hari. Semua ini berdasarkan undang-undang teroris untuk dapat menetapkan tersangka.
"Masih fokus pemeriksaan, kewenangan mereka kan tujuh hari untuk menetapkan tersangka. Kita tunggu saja setelah tujuh hari siapa-siapa yang dijadikan tersangka. Apakah dibawa ke Jakarta, apakah diserahkan ke penyidik Polda Sulsel dan sebagainya. Jadi sementara ini belum bisa (tersangka)," kata dia.
"Iya, sesuai kewenangan undang-undang teroris kan begitu. Kewenangan penyidik teroris kan tujuh hari. Untuk menetapkan tersangka atau tidak," tambah Zulfan.
Untuk 18 orang yang ditahan tersebut, kata dia, hingga kini statusnya masih sebagai terperiksa.
"Belum tersangka. Terperiksa semuanya statusnya. Kalau tidak terbukti? Ya dilepas. Pulangkan ke rumah masing-masing," ujar Zulfan.
Baca Juga: Ini 3 Lokasi Penangkapan Terduga Teroris di Sulawesi Selatan
Zulfan mengemukakan bahwa 18 orang tersebut ditangkap saat Densus 88 Mabes Polri bersama Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar melakukan penggerebekan di lima titik lokasi yang berbeda di Sulsel pada Rabu (6/1/2021).
Penangkapan terjadi di Perumahan Villa Mutiara Cluster Biru, Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Sudiang Raya, Kecamatan Tallo, Makassar, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, dan Desa Taulo, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.
18 orang yang ditangkap ini diduga merupakan teroris kelompok jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Sulsel. Kelompok JAD diketahui pernah melakukan baiat kepada ISIS di Pondok Pesantren Alridho pimpinan ustaz Basri pada 2015 silam.
"Masalahnya kan mereka ditemukan di TKP, ada di rumah-rumah itu waktu digerebek. Mereka ada semua di situ," terang Zulfan.
Meski begitu, Zulfan meminta agar masyarakat Sulsel. Khususnya, warga Makassar tidak panik dengan kejadian ini. Hal ini dikarenakan polisi telah memiliki rencana untuk mengantisipasi terjadinya aksi teror atau pun aksi bom bunuh diri.
"Himbauan saya kepada masyarakat bahwa tidak perlu panik dan khawatir karena polri bekerja keras. Di sini polri untuk membuat aman masyarakat. Karena mereka udah mempunyai rencana untuk bom bunuh diri, kalau sampai itu terjadi kan akan meresahkan masyarakat. Makanya cepat ditindaki densus. Walau ada dua korban meninggal karena mereka menyerang petugas dengan senjata tajam dan bahkan senjata api," katanya.
Diketahui, total keseluruhan terduga pelaku teroris yang ditangkap di Sulsel terdapat 20 orang. Hanya saja, dua diantaranya dinyatakan meninggal dunia setelah ditembak mati polisi.
Keduanya masing-masing diketahui bernama Rizaldi (44 tahun) dan Ajiz (22 tahun). Mereka ditembak mati oleh polisi di Perumahan Villa Mutiara Cluster Biru, Makassar karena memberikan perlawanan saat akan ditangkap.
Kontributor : Muhammad Aidil
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Raja Thailand Larang Rakyatnya ke Indonesia karena Banyak Teroris
-
Serangan Teroris Tewaskan 10 Polisi di Iran
-
Serangan Teroris di Perbatasan Pakistan: Sepuluh Polisi Tewas
-
Markas Pertahanan Diteror, Turki Langsung Lancarkan Serangan ke Irak dan Suriah
-
Serangan Brutal Guncang Industri Dirgantara Turki, Korban Berjatuhan
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
-
Baru Sebulan Jadi Bos NETV, Manoj Punjabi Mengundurkan Diri
Terkini
-
Ditangkap di Makassar! Remaja Penikam ODGJ di Pangkep Tak Berkutik
-
Dewan Pers Apresiasi Komitmen BRI Tingkatkan Kompetensi Jurnalis
-
Praktik Prostitusi Online di Pangkep Terbongkar
-
Ketum Dewan Korpri Prof Zudan Tinjau Lokasi Tiga Cabang Lomba MTQ Korpri VII
-
Terdakwa Penimbun Istri di Makassar Divonis Seumur Hidup