SuaraSulsel.id - Pupuk subsidi terus dikeluhkan petani di Sulawesi Selatan. Selain langka, harganya juga lebih mahal.
Kemarin, puluhan petani di Kabupaten Pinrang, bahkan harus menggelar unjuk rasa di Kantor Bupati. Mereka mempertanyakan kelangkaan, serta menolak kenaikan harga pupuk subsidi.
Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian Muhammad Hatta mengatakan, pupuk bersubsidi hanya untuk petani kecil dan terdaftar dalam sistem elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK).
"Diluar dari itu, tidak boleh," kata Hatta, Jumat 8 Januari 2021.
Baca Juga: Buat Warga Sulsel, Ini Cara Cek dan Dapat Token Gratis PLN
Penyalurannya pun dilakukan secara tertutup, sesuai Permendag No 15 Tahun 2013. Sehingga ada pembagian tugas menangani pupuk bersubsidi secara berjenjang dari bawah (Lini III dan IV) hingga ke atas/pusat (Lini-I).
"Petani bisa menginformasikan kondisi pupuk secara jelas dimana itu, nama kelompok tani (keltan), nama desa, kecamatan dan dipastikan sdh terdaftar pada eRDKK sehingga bisa ditindaklanjuti secara berjenjang," katanya.
Bila ada kelangkaan, kata Hatta, maka kelompok tani desa ditangani oleh kecamatan/BPP atau istilahnya Lini-IV.
Begitu pun bila ada kelebihan atau kekurangan pupuk subsidi sesuai pagu dan eRDKK antar kecamatan, diselesaikan oleh Distan Kabupaten dg relokasi antar kecamatan (Lini III/IV).
Hal yang sama bila ada kelebihan atau kekurangan pupuk subsidi sesuai pagu dan eRDKK antar kabupaten, ini menjadi tugas dinas pertanian provinsi (Lini-II) untuk melakukan revisi atau relokasi antar kabupaten, dan seterusnya hingga pusat bisa merelokasi kuota antar provinsi (Lini-I).
Baca Juga: Pemprov Sulsel Ngutang Lagi Demi Stadion Mattoanging, Total Rp 2,5 Triliun
"Secara nasional pada tahun 2020, realisasi pupuk baru 96 persen dari quota 8,9 juta ton, jadi kalau langka kita juga heran. Untuk tahun ini, alokasi pupuk bertambah menjadi 9 juta ton dan 1,5 juta liter pupuk organik cair," tambahnya.
Dengan tambahan ini, ia mengaku harusnya tidak ada masalah. Pupuk yang berjumlah 9 juta ton itu akan segera didistribusikan ke lini III distributor dan ke kios resmi.
"Tahun 2021 ini kita benar-benar awasi terutama lini tiga dan empat atau dari distributor ke agen, di kecamatan dan desa. Kalau bisa jalan di sini, ketersediaan pupuk bersubsidi terpenuhi," sebutnya.
Pihaknya juga mendorong petani agar menggunakan pupuk kimiawi secara bijak, tepat dan berimbang. Yaitu dilakukan secara bertahap menggunakan pupuk organik dan hayati buatan sendiri yang menyuburkan lahan dan lebih ramah lingkungan.
Sebelumnya, sejumlah petani protes. Mereka tak bisa mengakses pupuk subsidi. Padahal musim tanam sudah mulai. Di beberapa tempat juga pupuk tersedia, hanya harganya yang melambung tinggi.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bimo Wijayanto Dipilih Prabowo Jadi Bos Pajak Baru, Sri Mulyani: Yang Tabah Pak Suryo!
-
Sah! Sri Mulyani Lantik Bimo Wijayanto dan Djaka Budi Utama jadi Bos Pajak dan Bea Cukai
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Punya Hubungan Dekat dengan Bintang Barcelona
-
Cerita Simon Tahamata Terlibat Skandal Match-Fixing: Titik Terendah Karier Saya
-
Panduan dan Petunjuk Pembentukan Koperasi Merah Putih: Tahapan, Usaha, Serta Pengurus
Terkini
-
5 Maklumat MUI Kota Makassar Terkait LGBT
-
Rumah Digeledah di Makassar Terkait Kasus Kredit PT Sritex
-
Selvi Ananda Dua Kali Salah: Sulawesi Disebut Sumatera, Ini Reaksi Hadirin
-
Dari Lomba Masak Jadi Jutawan: Kisah Inspiratif Ibu Rumah Tangga Ubah Kelor Jadi Cuan
-
20 Orang Jaga Sapi Kurban Presiden Prabowo! Ini Alasan Juventus Jadi Pilihan Istimewa