Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 11 Desember 2020 | 13:40 WIB
Jalan tol layang Seksi 3 Ujung Pandang di Kota Makassar / Foto : Humas Pemprov Sulsel

SuaraSulsel.id - Kehadiran proyek jalan tol layang di Jalan AP Pettarani terus dikeluhkan masyarakat. Bukannya mengurai kemacetan, jalan tol malah menambah panjang kemacetan.

Setiap hari, terlihat kemacetan di bawah bawah jalan tol. Padahal, proyek triliunan rupiah ini sudah rampung.

Harusnya sudah difungsikan untuk mengurai kemacetan di jalan protokol tersebut.

Pengguna jalan, Devho Khadafi mengaku harus menghadapi macet panjang setiap harinya. Apalagi di jam pulang kerja.

Baca Juga: 5 Rekomendasi LSKP untuk KPU Makassar, Tidak Ada Pemilihan Suara Ulang

Harusnya, kata Devho, jika jalan tol belum difungsikan, pihak kontraktor setidaknya bisa menginfokan ke masyarakat. Titik-titik untuk memutar atau u-turn di bawah jalan tol.

"Ataupun setidaknya ada papan bicara dimana jalan alternatif yang bisa dilalui warga jika ada penutupan U-turn. Kontraktor mestinya mampu menyiapkan informasi seperti itu," kata Dhevo, Jumat (11/12/2020).

Penumpukan kendaraan terjadi karena adanya penyempitan jalan di bawah jalan tol. Ditambah lagi posisi U-turn yang terlalu jauh dan kerap berubah. Akibatnya, antrian kendaraan tambah panjang.

"Kalau ada informasi, penumpukan kendaraan pasti tidak terjadi di Jalan Pettarani saja, tapi ada alernatif jalan lain. Karena kalau kita hanya berpatokan pada kondisi jalan saja tanpa ada informasi, pasti macet. Ini harusnya jadi perhatian pihak kontraktor," tegasnya.

Dhevo meminta Nusantara Infrastruktur sebagai penanggung jawab bisa memperhatikan hal ini. Jangan sampai jalan tol yang diharap menjadi solusi pengurai macet, malah bikin mampet.

Baca Juga: Begini Respons Penjabat Wali Kota Makassar Terhadap Hasil Hitung Cepat

"Kasihan warga, pengguna jalan harus menghabiskan begitu banyak energi dan waktu setiap harinya berhadapan dengan macet. Apalagi sudah cukup menghabiskan waktu di jam kerja. Kita harap ada perhatian dari pihak Nusantara Infrastruktur sebagai penanggung jawab," beber Devho.

Peresmian tol layang sebenarnya sudah direncanakan sejak bulan September, tapi hingga akhir tahun 2020, tak kunjung dilakukan. Tak ada alasan pasti, kenapa proyek Rp2 triliun lebih itu masih diundur-undur peresmiannya.

Pengamat Transportasi Jalan Universitas Muslim Indonesia Prof Lambang Basri mengatakan, kontraktor mestinya bisa mengatur manajemen waktu kendaraan dan ruang untuk melintas.
Semisal, untuk roda dua dan tiga bisa disiapkan jalur alternatif lain. Begitupun untuk kendaraan di atas roda empat, waktu lintasannya harusnya di malam hari agar kemacetan di bawah jalan layang AP Pettarani bisa terhindarkan.

Namun, ia melihat pengerjaan tol layang di Pettarani sebenarnya bukan solusi komprehensif. Jumlah pertumbuhan kendaraan di Kota Makassar dengan ruas jalan tol tak sebanding.

"Artinya, belum efektif. Pertumbuhan kendaraan di Kota Makassar tiap hari bertambah dan didominasi roda dua. Tidak bisa masuk tol," kata Lambang.

Begitupun roda empat, kata Lambang tidak semuanya mau masuk tol. Apalagi jika pembayaran tol dinaikkan seperti selama ini, warga masih mikir.

Untuk menarik minat masyarakat, pengelola bisa menerapkan harga di bawah standar jalan tol pada umumnya.

"Tapi kita bersyukur pemerintah mulai berusaha mencari solusi menekan kemacetan. Tinggal kita tunggu apakah betul bisa mengurai kemacetan jika sudah beroperasi atau tidak," tambahnya.

Sementara, Didi Rustadi, Projects Manager PT Wijaya Karya Beton Tbk mengaku pihaknya sadar betul soal kemacetan di jalan Pettarani. Saat ini proyek tol Pettarani masih dalam proses pengembalian kondisi existing jalan.

Pekerja masih melakukan pengerasan pada bekas median lama, perbaikan bekas galian PDAM, pekerjaan perbaikan permukaan badan jalan yang rusak, pemasangan median jalan baru dan pelapisan permukaan badan jalan dengan material asphalt panas. Akibatnya, sebagian badan jalan ditutup.

"Makanya macet, karena kami juga sementara melakukan perbaikan bekas galian. Karena ini semua di bawah jalan tol, makanya banyak mengganggu pengguna jalan karena badan jalan sebagian ditutup," jelasnya.

Didi bilang, pihaknya telah berkoordinasi dengan para stakeholder terkait seperti Dinas Perhubungan, Dirlantas, Polrestabes, balai jalan dan balai transportasi darat.

Rekayasa lalu lintas pun akan dilakukan di beberapa titik.

Namun, ia menyebut soal U-turn bukan kewenangannya. Saat ini, U-turn di sepanjang jalan Pettarani kembali dibuka di depan hotel Mercure, depan kantor pos, di depan Masjid HM Damsyik, di depan Jalan Nikel Raya, di depan Gedung PWI, dan depan kantor Indie Home.

"Dari BPTD, dan Dishub yang atur (u-turn). Kami juga sudah berkordinasi dengan Dirlantas. Ada beberapa U-turn yang sudah disepakati dibuka di beberapa titik tadi. Jaraknya sudah tidak terlalu jauh," ungkap Didi.

Terkait pengoperasian jalan tol, ia mengaku belum ada jadwal pasti. Balai Besar Jalan masih meminta perpanjangan waktu untuk memuluskan kembali jalan di bawah jalan tol.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More