Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 27 November 2020 | 18:19 WIB
Relawan memasang baliho ajakan memilih kotak kosong di Pilkada Gowa, Jumat (27/11/2020) / [Foto SuaraSulsel.id: Muhammad Aidil]

SuaraSulsel.id - Seruan untuk melawan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan- Abdul Rauf Malaganni (Adnan-Kio) makin gencar disuarakan sejumlah warga.

Spanduk untuk memilih kolom kosong terpajang di beberapa sudut jalan. Beberapa terlihat rusak. Padahal baru dipasang relawan.

Apakah penyebab munculnya relawan kolom kosong atau kotak kosong di Gowa?

Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Sukri Tamma menjawab, disebabkan oleh dinasti politik di Kabupaten Gowa. Ini hanya efek dari kecewanya masyarakat terhadap partai politik.

Baca Juga: Massa Aksi di Malang Tolak Kunjungan Rizieq Shihab Sebab Suka Ghibah

"Tentu ada (pengaruh dinasti politik). Tapi, dinasti politik ini efek dari kuatnya pengaruh aktor dan partai politik yang selalu ingin mendukung kandidat yang menang," kata Sukri, Jumat (27/11/2020).

Ia menjelaskan kampanye kotak kosong ini dimotori oleh masyarakat yang kecewa dengan kondisi politik yang ada. Mereka tidak diberi kesempatan untuk memilih calon lain, karena hanya disuguhkan satu kandidat.

Partai politik yang seharusnya mampu mendorong kadernya, malah tak berdaya. Mereka lebih mementingkan untuk ramai-ramai mendukung calon yang punya peluang besar untuk menang.

"Artinya, masyarakat tidak setuju dengan calon yang ada. Walaupun kandidat ini didukung oleh seluruh partai, bukan berarti memperoleh dukungan mutlak dari masyarakat," jelasnya.

Ia mengaku, parpol di Gowa tidak punya keberanian untuk mengusung kader lain. Potensi Adnan-Kio untuk menang lagi sangat besar.

Baca Juga: Ketum PA 212: Satu Baliho Loe Turunin, Seribu Bendera Gue Kibarin!

"Partai politik tentu tidak akan mencoba berspekulasi untuk mencoba mengusung calon lain. Untuk ini alasannya bisa karena keberhasilan kandidat tersebut selama ini, atau juga karena ada kesepakatan dengan partai pengusung lainnya," ujar Sukri.

Ia melihat potensi kemenangan kolom kosong di Pilkada tahun ini juga kecil. Karena kondisinya beda dengan suhu politik di Pilwali Makassar 2018 lalu.

Di Sulsel, selain Gowa, kolom kosong juga terjadi di Kabupaten Soppeng.

Ketua KPU Sulsel Faisal Amir mengatakan, sosialisasi untuk memilih kolom kosong tak masalah. Hal tersebut sudah diatur dalam aturan PKPU.

"Bukan kampanye, tapi sosialisasi. Itu ada aturannya," ujar Faisal.

Aturan yang dimaksud yakni Nomor 8 Tahun 2017 tentang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Dalam PKPU itu tercantum, setiap warga negara, kelompok, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, kelompok adat, badan hukum, lembaga pendidikan, dan media massa cetak atau elektronik dapat melaksanakan sosialisasi pemilihan dengan satu paslon.

Kemudian dalam Pasal 27 ayat 2 disebutkan, materi sosialisasi berupa memilih kolom kosong dinyatakan sah.

Diketahui, sejumlah baliho ajakan memilih kolong kosong itu dipasang di beberapa ruas jalan oleh masyarakat. Mereka mengatasnamakan relawan pejuang rakyat kolom kosong.

Pilkada di Kabupaten Gowa memang hanya diikuti oleh satu pasangan calon, yakni Adnan Purichta Ichsan- Abdul Rauf Malaganni (Adnan-Kio).

Pasangan yang terkenal dengan tagline "Doboloki" ini juga didukung oleh seluruh parpol.

Adnan adalah anak dari mantan Bupati Gowa 2005-2015, Ichsan Yasin Limpo. Juga keponakan dari mantan Gubernur Sulsel periode 2008-2018 yang sekarang menjabat Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More