“Kami waspada akan hal ini,” ujar Pandori.
Pada awal pandemi ini, ujarnya, ia dan mitra-mitranya memahami bahwa isu kemungkinan tertular kembali virus ini merupakan salah satu dari banyak pertanyaan besar yang menghantui para petugas kesehatan.
Ketika nama pasien kembali muncul dalam arsip sistem kesehatan publik untuk kedua kalinya, mereka kembali mengkaji hasil uji medis pertamanya dan membandingkan kode genetik kedua virus. Mereka melihat dua varian berbeda.
Kasus Keempat
Kasus di Nevada itu merupakan kasus pertama yang mengonfirmasi seorang pasien tertular untuk kedua kalinya. Namun, kasus-kasus lain yang telah dikonfirmasi juga dilaporkan dari Hong Kong, Belgia, dan Ekuador, serta beberapa kasus dugaan lainnya.
Meskipun baru empat kasus yang dikonfirmasi, belum jelas apakah ini merupakan hal biasa.
“Meskipun tampaknya jarang, kita masih benar-benar belum mengetahui karena kita tidak berada di sana untuk mengkaji hal itu secara seksama,” ujar Pandori.
Belum jelas mengapa kondisi kesehatan pasien di Nevada itu memburuk untuk kedua kalinya.
Pasien pertama yang juga tertular kembali untuk kedua kalinya dilaporkan terjadi di Hong Kong, dan pada penularan kedua ia tidak menunjukkan gejala apapun.
“Kasus di Hong Kong membuat kita berharap bahwa penularan untuk kedua kalinya tidak seburuk yang pertama,” ujar Rajesh Gandi, dokter penyakit menular di Harvard Medical School.
Baca Juga: Dinyatakan Positif COVID-19, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Meninggal Dunia
Rajesh juga salah seorang perancang pedoman perawatan pasien Covid-19 di National Institutes of Health dan Masyarakat Penyakit Menular di Amerika. Ia tidak ikut ambil bagian dalam penelitian baru-baru ini.
“Mungkin pasien di Nevada terpapar virus yang lebih kuat ketika tertular untuk kedua kalinya,” ujar Gandhi.
“Atau mungkin ada sesuatu dalam sistem kekebalan tubuhnya yang tidak memperbolehkan tubuhnya melawan penyakit itu untuk kedua kalinya.”
Ditambahkannya, para ilmuwan belum menemukan jawabannya.
Satu kemungkinan lainnya adalah virus kedua berbeda dengan yang pertama.
“Ini tampaknya hampir tidak mungkin,” ujar Pavia, ilmuwan di Universitas Utah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Kumpulan Promo Jelang 17 Agustus 2025 Rayakan HUT RI
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
Pilihan
-
Bupati Pati Bisa Susul Nasib Tragis Aceng Fikri? Sejarah Buktikan DPRD Pernah Menang
-
4 Rekomendasi Tablet Murah untuk Main Game Terbaru Agustus 2025
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
-
4 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Gahar, Harga mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Agustus 2025
-
Grup Emiten Boy Thohir Disebut Dapat Diskon Tak Wajar atas Pembelian Solar di Pertamina
Terkini
-
Investasi di Sulawesi Selatan Terganggu? Yuk Kenalan Dengan Satgas Percepatan Investasi
-
Pemkot Makassar Buka Pendaftaran Direksi dan Dewan Pengawas di 5 BUMD
-
Semua Pasukan Berani Mati! Veteran Ungkap Semangat Membara Operasi Trikora, Dwikora, dan Seroja
-
Sengketa Lahan 52 Hektare di Makassar, Pelapor dan Terlapor Sudah Tiga Kali Dipanggil Polisi
-
Jangan Ketinggalan, BRI Hadirkan Beauty, Fashion, and Fragrance Festival (BFF) 2025