Stop Pesta Hura-hura! Andi Sudirman Ajak Warga Sulsel Tebar Kepedulian di Akhir Tahun

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak berlebihan merayakan malam pergantian tahun

Muhammad Yunus
Senin, 22 Desember 2025 | 12:12 WIB
Stop Pesta Hura-hura! Andi Sudirman Ajak Warga Sulsel Tebar Kepedulian di Akhir Tahun
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengimbau masyarakat tidak berlebihan merayakan malam pergantian tahun [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara]
Baca 10 detik
  • Gubernur Sulsel mengimbau warga menahan euforia tahun baru dan mengalihkan dana kembang api untuk korban bencana Sumatera.
  • Imbauan ini disampaikan pada Senin, 22 Desember 2025, saat pelepasan mudik Nataru di Kantor Gubernur Sulsel.
  • Instruksi tegas diberikan agar pelayanan publik vital seperti rumah sakit wajib beroperasi penuh dan tidak menolak pasien.

Sebelumnya, pemerintah pusat memang mengizinkan Aparatur Sipil Negara (ASN), termasuk TNI dan Polri, untuk bekerja dari luar kantor pada 29-31 Desember 2025.

Kebijakan ini bertujuan menekan kemacetan pada arus libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Imbauan serupa juga disampaikan kepada sektor swasta. Namun, Andi Sudirman menegaskan kebijakan tersebut tidak berlaku bagi layanan vital seperti rumah sakit, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Dinas Perhubungan.

"Nanti ada pengaturan jam dan sistem shift. Tapi rumah sakit tidak boleh libur, BPBD kemudian Dishub tidak ada libur. Tidak ada WFA-nya," ujarnya.

Baca Juga:1.000 Relawan BUMN Dikerahkan Danantara dan BP BUMN ke Wilayah Bencana di Pulau Sumatra

Ia secara khusus menginstruksikan seluruh rumah sakit di Sulsel untuk memastikan Unit Gawat Darurat (UGD) beroperasi penuh selama 24 jam. Rumah sakit juga dilarang menolak pasien dengan alasan apa pun.

"Saya instruksikan rumah sakit itu UGD harus buka 24 jam. Jangan tolak pasien," katanya.

Andi Sudirman bilang prinsip utama pelayanan kesehatan adalah menyelamatkan nyawa manusia tanpa diskriminasi.

Ia menegaskan bahwa pasien harus dilayani terlebih dahulu, sementara urusan administrasi dapat diselesaikan belakangan.

"Selama dia manusia, kita bantu. Tidak pilih KTP dari mana. Bahkan kalau orang luar negeri kita bantu juga, yang penting terlapor," ujarnya.

Baca Juga:Kunjungi Lokasi Bencana di Bener Meriah Aceh, Jusuf Kalla Janji Kirim Bantuan

Ia menegaskan bahwa nyawa manusia tidak boleh dikalahkan oleh persoalan administratif.

"Laksanakan perawatan dulu. Proses administrasi belakangan, karena tidak mungkin nyawa ditukar hanya dengan kertas-kertas itu," tegasnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini