16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN

Seorang warganet berinisial RR akhirnya memberanikan diri membuka pengalaman kelam yang ia alami

Muhammad Yunus
Rabu, 26 November 2025 | 13:07 WIB
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
Ilustrasi pelecehan seksual. (Suara.com/Rochmat)
Baca 10 detik
  • Seorang warganet berinisial RR mengungkap pelecehan dialaminya pada 2009 oleh pegawai kebersihan PLN di Makassar saat berusia delapan tahun.
  • RR termotivasi mengungkap trauma setelah kasus komika Eky Priyagung, meski upaya perlawanan masa kecilnya tidak berhasil.
  • PLN menyatakan empati dan mengonfirmasi pelaku adalah eks pekerja alih daya, sementara polisi siap menindaklanjuti jika ada bukti.

SuaraSulsel.id - Seorang warganet berinisial RR akhirnya memberanikan diri membuka pengalaman kelam yang ia alami saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Dalam cerita berbentuk komik yang ia unggah di media sosial, RR mengaku pernah menjadi korban pelecehan oleh seorang pegawai PLN ketika ia baru berusia sekitar delapan tahun.

Kisah itu terjadi pada 2009, di sebuah kantor PLN Rayon Mattoangin, Jalan Monginsidi, kota Makassar, tempat ibunya bekerja kala itu.

Setiap hari sepulang sekolah, RR kecil kerap menunggu ibunya sambil bermain, menggambar, atau melipat pesawat kertas di area lantai satu yang memiliki sebuah taman kecil.

Baca Juga:9 Orang Terombang-ambing di Selat Makassar Diselamatkan Kapal Perang TNI AL

"Saya lebih sering bermain di lantai satu karena ada taman kecilnya," tulis RR dalam unggahan yang kini viral.

Di ruang yang terasa aman bagi seorang anak, justru hadir seorang pria dewasa yang kerap menganggunya.

Pria itu, yang dikenalnya dengan nama Ilham. Bekerja sebagai petugas kebersihan di kantor tersebut.

Ia diperkirakan berusia sekitar 25 tahun pada waktu itu. RR masih mengingat jelas ciri-cirinya. Kulit cokelat, mata kecil dan tajam, rambut model buzzcut.

Namun, yang paling membekas adalah momen ketika tangan Ilham yang berkeringat menutup mulutnya.

Baca Juga:Rahasia Kebugaran dan Gaya Safari Politik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

"Baunya seperti lap kain basah bekas comberan," tulisnya.

"Air liurnya di mana-mana. Saya sudah coba melawan. Mencakar matanya, menusuk hidungnya. Tapi, ya, namanya pedofil."

Mencari Cara Melawan

RR kecil pernah menemukan ide dari salah satu chapter komik "Hi, Miiko", tentang penggunaan alarm sebagai tanda bahaya.

Ia membeli pulpen yang memiliki peluit di ujungnya. Berharap suara itu cukup keras menarik perhatian.
Namun, tidak ada yang datang.

"Saya dikira cuma main sama Ilham," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini