- Kapal ambulans hilang pada rute Pulau Tinggalungan menuju Pulau Dewakkang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan
- Kapal ini rencananya akan menjadi sarana kesehatan bagi warga di pulau Dewakkang
- Meski disebut sebagai ambulans laut, kapal tersebut sejatinya tidak memenuhi standar kapal medis
"Iya, paling kapal kayu dan mesin," sebut Djadjan.
Belum Diserahkan Sudah Hilang
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep, Herlina Asdar Muis, menambahkan kapal tersebut bukan milik dinas kesehatan. Ia mengaku kapal dipesan langsung oleh kepala desa.
"Itu bukan kapal milik kesehatan. Kapal itu dipesan oleh pemerintah desa dan sedang dalam perjalanan untuk diserahkan. Tiga orang di dalam kapal merupakan kru pembuat kapal," kata Herlina.
Baca Juga:Viral Ambulans Angkut Sepeda Motor, Begini Pengakuan Sopir
Rencananya, kapal ambulans ini akan digunakan untuk mengangkut pasien yang membutuhkan rujukan ke fasilitas kesehatan di pulau lain.
Selain itu, kapal juga diharapkan membantu menjemput penumpang di tengah laut dari kapal perintis ketika air surut. Sebab kapal besar sering tidak bisa merapat ke dermaga kecil di pulau-pulau Pangkep.
"Karena kalau air laut surut, kapal perintis tidak bisa merapat ke dermaga. Jadi bisa digunakan menjemput penumpang di tengah laut," ucapnya.
Namun, nasib berkata lain. Kapal yang menjadi harapan warga justru hilang sebelum sempat berfungsi.
Setelah tujuh hari pencarian intensif, Badan SAR Nasional (Basarnas) Makassar akhirnya menghentikan operasi pencarian pada Selasa, 21 Oktober 2025.
Baca Juga:7 Hari Kapal Ambulans Laut Hilang, Pencarian Dihentikan
"Pencarian kapal ambulans yang hilang kontak dengan membawa tiga orang penumpang dinyatakan ditutup," ujar Kepala Kantor Basarnas Kelas A Makassar, Muhammad Arif Anwar.
Selama seminggu penuh, tim SAR gabungan menggunakan KN SAR Kamajaya menelusuri rute yang diprediksi lewat aplikasi SAR Map, menyisir perairan yang diduga dilalui kapal.
Namun, hasilnya nihil. Tak satu pun serpihan kapal ditemukan.
Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), operasi pencarian dilakukan selama tujuh hari berturut-turut.
Karena tidak ada tanda-tanda keberadaan kapal maupun korban, operasi dinyatakan ditutup.
"Namun jika nantinya ada informasi baru, pencarian akan kami buka kembali," ujar Arif.