Oknum Polisi Diduga Picu Tawuran! Warga Bakar Motor, Trans Sulawesi Lumpuh

Diduga terlibat dalam insiden penganiayaan terhadap warga yang berujung pada bentrokan antarwarga dua desa

Muhammad Yunus
Senin, 13 Oktober 2025 | 17:53 WIB
Oknum Polisi Diduga Picu Tawuran! Warga Bakar Motor, Trans Sulawesi Lumpuh
Kasatreskrim Polres Luwu AKP Jody Dharma (tengah) mempertemukan dua perangkat desa di Kabupaten Luwu. Untuk meredam aksi tawuran akibat ulah oknum polisi [Suara.com/Istimewa]
Baca 10 detik
  • Kericuhan itu terjadi di Desa Padang Kalua, Kecamatan Bua
  • Bermula dari dugaan pemukulan seorang pemuda oleh Bripka Ramadhan
  • Pemukulan itu diduga menjadi pemicu utama pecahnya bentrokan antarwarga dua desa bertetangga

SuaraSulsel.id - Satuan Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Luwu memeriksa seorang anggota Sat Sabhara Polres Palopo bernama Bripka Ramadhan.

Ia diduga terlibat dalam insiden penganiayaan terhadap warga yang berujung pada bentrokan antarwarga dua desa di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Kericuhan itu terjadi di Desa Padang Kalua, Kecamatan Bua, pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari, 11 - 12 Oktober 2025. Situasi sempat memanas dan membuat jalur Trans Sulawesi Palopo - Makassar macet total.

Satu unit sepeda motor milik warga pun ikut dibakar massa dalam peristiwa yang bermula dari dugaan pemukulan seorang pemuda oleh Bripka Ramadhan.

Baca Juga:Hedonisme di Tubuh Polri? Perwira Pamer Rubicon Jadi Sorotan Kompolnas

Peristiwa bermula pada Sabtu, 11 Oktober 2025 sekitar pukul 20.00 Wita.

Saat itu, seorang pelajar bernama Lutfi (16), warga Desa Tanarigella, Kecamatan Bua, diduga menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal di Dusun Baru Tongkon, Desa Padang Kalua.

Belakangan diketahui, Lutfi merupakan anak dari Bripka Ramadhan. Mendengar anaknya dipukul, sang ayah langsung mendatangi lokasi kejadian untuk mencari pelaku.

Di sana, Bripka Ramadhan menemui beberapa remaja yang tengah nongkrong di warung Leamo. Ia menanyakan siapa yang memukul anaknya, namun para remaja itu mengaku tidak tahu.

"Anak-anak menjawab tidak tahu, sehingga Bripka Ramadhan diduga memukul EN (19)," kata Kasi Humas Polres Luwu, Iptu Yakobus Rimpung, Senin, 13 Oktober 2025.

Baca Juga:Rubicon Pelat Palsu Parkir di Mapolrestabes Makassar Milik Polisi, Ini Sosoknya!

Pemuda yang dipukul diketahui bernama Enal (19), warga Desa Padang Kalua. Pemukulan itu diduga menjadi pemicu utama pecahnya bentrokan antarwarga dua desa bertetangga tersebut.

Beberapa jam setelah insiden itu, sekitar pukul 23.55 Wita, sekelompok pemuda dari Desa Tanarigella mendatangi Desa Padang Kalua untuk melakukan aksi balasan. Mereka melempari batu ke arah rumah warga, termasuk rumah Kepala Desa Padang Kalua, sambil berteriak-teriak menantang.

Warga Padang Kalua yang mendengar keributan spontan keluar dari rumah. Aksi saling lempar batu pun tak terelakkan.

Suasana makin tegang, sementara lalu lintas di jalan utama Palopo - Makassar lumpuh total.

"Warga kedua desa saling serang dengan batu, hingga beberapa rumah terkena lemparan," tutur Yakobus.

Polisi Kesulitan Redam Massa

Sekitar pukul 24.00 Wita, personel Polsek Bua yang dipimpin Kapolsek IPTU Anwar Syamsuddin tiba di lokasi. Mereka berusaha menenangkan massa, namun situasi sulit dikendalikan.

Salah satu batu yang dilempar warga bahkan mengenai kaca depan mobil patroli hingga pecah.

"Massa sulit dibubarkan. Sebagian sudah terprovokasi dan terus melakukan lemparan," kata Yakobus.

Kericuhan baru mereda sekitar pukul 00.55 Wita setelah tim gabungan Polres Luwu yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Jody Dharma tiba di lokasi dan melakukan pembubaran.

Di tengah kekacauan itu, seorang remaja bernama Muh. Antas (16), warga Desa Barowa, menjadi korban salah sasaran.

Saat hendak pulang dari rumah temannya di Palopo, Antas melintas di lokasi tawuran dan terjebak di tengah bentrokan.

Karena panik, ia meninggalkan sepeda motornya, Yamaha Mio M3 bernomor polisi DP 3046 US lalu lari menyelamatkan diri.

Warga Padang Kalua yang mengira motor tersebut milik penyerang dari Tanarigella, membakarnya di tempat.

"Motor milik warga bernama Antas dibakar karena dikira milik kelompok lawan," jelas Yakobus.

Setelah situasi kondusif, kepolisian langsung melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab utama bentrokan. Dugaan sementara, insiden bermula dari tindakan Bripka Ramadhan yang diduga memukul warga.

"Dugaan pemukulan oleh oknum polisi ini menjadi pemicu awal tawuran antarwarga," kata Yakobus.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Luwu, AKP Jody Dharma yang dikonfirmasi membenarkan bahwa Bripka Ramadhan telah diperiksa Propam.

Namun dari hasil pemeriksaan awal, sang polisi membantah telah memukul korban.

"Menurut keterangan Ramadhan, ia hanya menepis kaki EN dengan helm karena dianggap kurang sopan saat ditanya. Tapi kami masih mendalami untuk memastikan kebenarannya," ujar Jody.

Namun, untuk mencegah konflik meluas, kepolisian bergerak cepat melakukan mediasi antara kedua desa yang terlibat.

Pada Minggu sore, 12 Oktober 2025, Kepala Desa Tanarigella dan Kepala Desa Padang Kalua difasilitasi bertemu oleh pihak kepolisian di Mapolres Luwu.

"Keduanya sudah sepakat damai. Kami juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpancing isu," jelas Jody.

Tak hanya antar desa, mediasi juga dilakukan antara pihak Bripka Ramadhan dan keluarga pemuda bernama Enal yang sebelumnya terlibat keributan.

Ia menambahkan, kepolisian akan tetap menindaklanjuti pemeriksaan internal terhadap Bripka Ramadhan melalui Propam Polres Luwu, sembari memastikan keamanan di wilayah Bua.

"Kami berharap semua pihak bisa menahan diri dan tidak mudah termakan isu liar yang bisa memicu perpecahan," pungkasnya.

Hingga Senin pagi, situasi di Desa Padang Kalua dan Desa Tanarigella telah kembali kondusif. Jalur trans Sulawesi sudah bisa dilalui kendaraan seperti biasa.

Namun, aparat tetap berjaga di beberapa titik untuk mengantisipasi bentrokan susulan. Sementara sepeda motor yang dibakar warga telah diamankan sebagai barang bukti.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini