WTP Bukan Jaminan! Kritik Pedas Zona C Unhas untuk Calon Rektor 2026-2030

Senat Akademik Universitas Hasanuddin kembali melanjutkan agenda Penjaringan Aspirasi dan Sosialisasi Bakal Calon Rektor Periode 20262030.

Muhammad Yunus
Rabu, 08 Oktober 2025 | 18:09 WIB
WTP Bukan Jaminan! Kritik Pedas Zona C Unhas untuk Calon Rektor 2026-2030
Senat Akademik Universitas Hasanuddin melanjutkan agenda Penjaringan Aspirasi dan Sosialisasi Bakal Calon Rektor Periode 2026–2030 di Zona C, Rabu 8 Oktober 2025 [Suara.com/Humas Unhas]
Baca 10 detik
  • Zona C Rumpun Ilmu-ilmu Kesehatan yang mencakup lima fakultas
  • RSGM dapat berkembang menjadi salah satu rumah sakit gigi terbaik di Indonesia
  • Hilirisasi riset akan berjalan baik jika data antarunit tersinkronisasi dan laboratorium dikelola secara profesional

“Hasil benchmarking menunjukkan perlunya penataan kembali tata ruang agar sirkulasi lalu lintas di sekitar Pintu 1 lebih tertata,” jelasnya.

Prof. Yusnita juga menegaskan pentingnya perhatian terhadap hilirisasi hasil riset dan peningkatan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT).

“Hilirisasi riset perlu dikelola lebih baik agar hasil penelitian Unhas tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi juga memiliki nilai tambah ekonomi,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Citrakesumasari, dari Fakultas Kedokteran menyoroti pentingnya pemahaman yang tepat terhadap opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Baca Juga:Aspirasi untuk Bakal Calon Rektor Unhas: 'Kampus Berdampak' hingga Kemandirian Finansial

“Perlu dipahami bahwa opini WTP hanya menggambarkan ketertiban administrasi keuangan, bukan berarti tidak ada potensi penyimpangan,” terangnya.

Ia juga menekankan pentingnya sinkronisasi data antara tingkat mikro dan makro di fakultas serta peningkatan tata kelola laboratorium.

“Hilirisasi riset akan berjalan baik jika data antarunit tersinkronisasi dan laboratorium dikelola secara profesional,” lanjutnya.

Selain itu, Prof. Citra mengusulkan agar sistem pembagian pendapatan di tingkat fakultas ditinjau kembali.

“Rasio pembagian 70:30 untuk jenjang studi perlu dikaji ulang agar lebih proporsional dan berkeadilan,” tegasnya.

Baca Juga:Dari UKT hingga Riset, Ini Aspirasi Sivitas Akademika untuk Calon Rektor Unhas

Penanggap terakhir, Dr. Yulianti Syam, dari Fakultas Keperawatan, menyampaikan aspirasi agar fakultasnya dapat mengembangkan klinik yang memiliki fungsi ganda.

“Kami bermimpi memiliki klinik yang bukan hanya menjadi tempat pembelajaran mahasiswa, tetapi juga memberikan layanan kesehatan bagi sivitas akademika,” tuturnya.

Ia juga menyoroti potensi besar lulusan Fakultas Keperawatan yang telah mendapat pengakuan internasional.

“Banyak lulusan kami yang dilirik oleh institusi luar negeri. Ke depan, promosi lulusan program Ners dan Fisioterapi perlu lebih diperkuat agar dapat bersaing di tingkat global,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dr. Yulianti berharap dosen-dosen FKEP dapat lebih dioptimalkan dalam pelayanan di Rumah Sakit Unhas.

“Beberapa dosen kami telah terlibat dalam pelayanan, termasuk di bidang rekam medik. Ke depan, keterlibatan SDM FKEP di lini pelayanan rumah sakit perlu terus ditingkatkan,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini