![Pemprov Sulsel menyerahkan dokumen Andalalin dan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) stadion Sudiang ke Kementerian PU [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/05/17482-andi-sudirman-sulaiman.jpg)
Stadion Untia Menggandeng Swasta
Di sisi lain, Pemerintah Kota Makassar di bawah komando Wali Kota Munafri Arifuddin (Appi) tak mau kalah.
Melalui forum South Sulawesi Investment Challenge (SSIC), Appi memaparkan visi ambisius untuk Makassar Untia Stadium.
Proyek ini dirancang bukan sekadar arena sepak bola, melainkan sebuah sport and entertainment district.
Baca Juga:Rp649 Miliar Dikucurkan! Stadion Sudiang Makassar Siap Dibangun
"Dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,56%, wilayah 175,77 km² dan populasi 1,4 juta jiwa, sangat ironis jika kami tidak memiliki stadion sendiri yang layak dan representatif," ujar Munafri.
Berbeda dengan Sudiang, Stadion Untia dirancang dengan skema Public-Private Partnership (PPP) melalui pendekatan Build-Operate and Transfer (BOT).
Estimasi investasinya mencapai Rp453 miliar yang diharapkan datang dari kantong swasta.
"Stadion ini bukan sekadar bangunan, tapi mesin ekonomi. Ini akan membuka ribuan lapangan kerja, meningkatkan PAD, mendorong UMKM, dan memperkuat identitas Makassar sebagai rumah PSM," tegas Munafri.
Visi Stadion Untia sangat modern dan menyasar gaya hidup anak muda, lengkap dengan panel surya, sistem digitalisasi penuh, hingga fasilitas VAR.
Baca Juga:Wali Kota Makassar Percepat Pembangunan Stadion Untia, Belajar Langsung ke JIS
Kawasannya bahkan dirancang bebas kendaraan pribadi, didukung shuttle bus untuk menciptakan akses yang ramah lingkungan.
Ego Sektoral vs Efisiensi Anggaran
Kehadiran dua rencana besar ini di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar memunculkan perdebatan sengit.
Pertanyaan "apakah ini pemborosan anggaran negara?" menjadi lebih kompleks.
Secara langsung, Stadion Untia tidak membebani APBN atau APBD karena mengandalkan dana swasta. Namun, pemborosan tidak hanya soal uang.
- Efisiensi Sumber Daya