Seluruh kebutuhan pendidikan siswa seperti seragam, perlengkapan belajar, konsumsi tiga kali sehari dan dua kali snack, hingga pendampingan karakter disediakan oleh negara.
Kata Nur Alam, sistem boarding school diharapkan membentuk kemandirian dan membangun solidaritas di kalangan siswa.
Sementara, untuk mendukung pembelajaran, sebanyak 13 guru telah disiapkan oleh Kemensos, termasuk kepala sekolah.
Seluruhnya merupakan lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Mereka tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga menjadi pengasuh dan pembimbing siswa di lingkungan asrama.
Baca Juga:Makassar Bakal Punya Stadion Megah! Rp500 Miliar Digelontorkan, Kapan Rampung?
Sekolah ini juga menerapkan pendekatan holistik.
Selain pelajaran akademik, siswa mendapatkan pendidikan karakter, penguatan nilai sosial, serta kegiatan harian untuk membangun kedisiplinan dan etos kerja.
Setiap kelompok siswa juga didampingi wali siswa sebagai pendamping keseharian. Sama seperti sekolah pada umumnya.
"Jadi di sekolah ini juga jadi tempat untuk menanamkan nilai dan membentuk masa depan anak-anak yang sebelumnya nyaris kehilangan harapan karena kondisi ekonomi," ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan Malik Faisal memastikan peresmian sekolah rakyat di Sulawesi Selatan akan dilakukan pada 14 Juli, pekan depan.
Baca Juga:Banjir Sulsel: Saat Peringatan Kalah Cepat dari Air Bah, Teknologi Tertidur Pulas
Kata Malik, ada empat titik sekolah rakyat yang dibangun oleb Kementerian Sosial dan akan langsung beroperasi pada bulan ini. Sedangkan sisanya secara penuh pada Agustus mendatang.
"Ada 1 di Gowa, 2 di Makassar dan 1 di Takalar," ucapnya.
Kata Malik, pemerintah berencana membangun 15 titik sekolah rakyat di Sulsel. Selain daerah di atas, ada juga di Bone, Parepare, Sinjai, Sidrap, Wajo, Soppeng dan Barru.
"Total siswa yang akan diterima pada tahun ajaran 2025/2026 di Sulsel sebanyak 1.750 anak," ucap Malik
Kontributor : Lorensia Clara Tambing