Polisi Sebut Korban Tewas di Bulukumba Perakit Bom

Pihak berwajib menemukan korban di dalam rumahnya dalam kondisi telungkup

Muhammad Yunus
Kamis, 03 Juli 2025 | 12:32 WIB
Polisi Sebut Korban Tewas di Bulukumba Perakit Bom
Ilustrasi ledakan: Kapolres Bulukumba Ajun Komisaris Polisi (AKBP) Restu Wijayanto mengungkapkan korban dampak ledakan bernama Jasmawati (43) yang tewas mengenaskan di dalam rumahnya, adalah perakit bom ikan [Istimewa]

SuaraSulsel.id - Kapolres Bulukumba Ajun Komisaris Polisi (AKBP) Restu Wijayanto mengungkapkan korban dampak ledakan bernama Jasmawati (43) yang tewas mengenaskan di dalam rumahnya, adalah perakit bom ikan.

"Didapatkan informasi, yang bersangkutan atau tersangka ini perakit bom yang meninggal di TKP. (dia) Sudah biasa merakit bom ikan, dan menjual ke beberapa kabupaten di wilayah pesisir bagian Sulawesi Selatan," ungkapnya saat dikonfirmasi wartawan, Rabu 3 Juli 2025.

Ia menegaskan, atas kejadian itu pihaknya menjadikan atensi khusus bahkan Tim Gegana dari Brimob Polda Sulsel.

Serta Kabit Laboratorium Forensik (Labfor) turun untuk melaksanakan Scientific Crime Investigation (SCI) di lokasi pascaledakan.

Baca Juga:Bom Ikan Meledak Tewaskan Pemilik Rumah di Bulukumba

"Ini untuk memastikan terkait dengan sumber ledakan, jenis bahan peledak setelah dilaksanakan olah TKP (tempat kejadian perkara)," papar mantan Kapolres Pelabuhan Makassar ini.

Sejauh ini tim Gegana Korps Brimob Polda Sulsel dan Jibom sudah melaksanakan sterilisasi guna memastikan tidak potensi ledakan susulan yang akan terjadi termasuk mengamankan barang bukti.

"Kami melaksanakan koordinasi dengan Bitlabfor Polda Sulsel untuk memastikan jenis kimia yang digunakan dalam merakit bom tersebut. Olah TKP dilaksanakan dari Satreskrim Polres Bulukumba, Gegana dan Bitlabfor," ujarnya.

Restu mengemukakan, korban sebelumnya telah dibawa ke rumah sakit untuk di visum serta menunggu keterangan tim dokter apa yang menjadi penyebab pasti kematian korban.

Atas kejadian tersebut, pihaknya menghimbau kepada masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah pesisir dan berprofesi sebagai nelayan agar tidak lagi menggunakan bom ikan.

Baca Juga:Amerika Jatuhkan Bom ke Iran, Ketua DPR AS: Presiden Trump Sungguh-sungguh dengan Ucapannya

"Ini demi menjaga kelestarian lingkungan alam. Tentu adanya ancaman pidana bagi pengguna bom ikan yang menggunakan bom dalam mencari ikan," katanya.

Sebelumnya, seorang ibu rumah tangga bernama Jasmawati (43) tewas terdampak bom ikan yang meledak di dalam rumahnya, Dusun Desa Lolisang, Kecamatan Kajang, Bulukumba, Sulsel, pada Selasa (1/7) sekitar pukul 21.25 WITA. Ledakan tersebut sempat menghebohkan warga.

Pihak berwajib menemukan korban di dalam rumahnya dalam kondisi telungkup, Sebagian tubuhnya terpisah dari kaki dampak ledakan tersebut. Informasi diperoleh korban tinggal sendiri.

Polisi memastikan tidak ada korban lain selain korban tersebut yang terdampak ledakan.

Korban diketahui berprofesi menjual hasil laut sampai ke luar negeri serta terampil merakit bom ikan. Lalu dijual ke nelayan untuk mendapat keuntungan.

Bahaya Bom Ikan bagi Laut dan Manusia

Penggunaan bom ikan atau bahan peledak untuk menangkap ikan merupakan praktik ilegal yang masih terjadi di beberapa wilayah pesisir.

Meskipun dianggap sebagai cara cepat untuk memperoleh hasil tangkapan besar, dampak dari bom ikan sangat merusak, baik bagi ekosistem laut maupun manusia.

Bom ikan biasanya dibuat dari campuran bahan kimia sederhana yang mudah didapat, seperti pupuk dan bahan bakar.

Ketika dilempar ke laut dan meledak, bom tersebut menewaskan ikan secara massal. Namun, ledakan itu juga menghancurkan terumbu karang—rumah alami bagi berbagai spesies laut.

Butuh puluhan bahkan ratusan tahun bagi terumbu karang untuk pulih, sehingga praktik ini secara langsung mengancam kelestarian laut.

Selain merusak lingkungan, penggunaan bom ikan juga sangat berbahaya bagi manusia.

Banyak kasus nelayan yang mengalami luka parah, bahkan meninggal dunia akibat ledakan yang tidak terkontrol saat merakit atau melempar bom.

Ledakan juga mencemari air dan membunuh organisme laut lain yang tidak menjadi target, seperti penyu, lumba-lumba, dan biota langka lainnya.

Dari sisi ekonomi, kerusakan ekosistem laut akibat bom ikan menurunkan hasil tangkapan dalam jangka panjang. Nelayan yang bergantung pada laut akan semakin kesulitan mencari ikan.

Pariwisata bahari pun bisa ikut terdampak karena laut yang rusak tak lagi menarik bagi wisatawan.

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak—pemerintah, masyarakat, dan nelayan—untuk bekerja sama memberantas praktik bom ikan.

Edukasi, pengawasan ketat, dan pemberian alternatif penangkapan ikan yang ramah lingkungan harus terus digalakkan demi kelestarian laut dan keselamatan manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini