SuaraSulsel.id - Nama Abdul Haris Agam atau Agam Rinjani jadi sorotan publik belakangan ini. Tak hanya di Indonesia, tapi juga di Brasil.
Aksi heroiknya menuruni jurang 600 meter di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, demi mengevakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins diapresiasi oleh banyak pihak.
Bentuk penghargaan itu salah satunya datang dalam bentuk penggalangan dana.
Namun di balik bantuan penggalangan dana yang ia terima dari warga Brasil, ada sosok perempuan asal Indonesia yang diam-diam menjadi penghubung antara Agam dan netizen asal negeri samba tersebut.
Baca Juga:Lahir di Tengah Jalan, Ibu Hamil di Toraja Utara Dibantu Nakes Hanya dengan Senter HP
Dialah Sinta, seorang diaspora asal Toraja yang telah menetap di Rio De Janeiro, Brasil.
Perempuan ini menjadi penggagas penggalangan dana untuk Agam melalui laman voaa.me/agam.
Sinta juga yang membantu menjelaskan ke publik di Brasil bagaimana sulitnya mengevakuasi jenazah Juliana Marins.
Inisiatifnya berhasil menggerakkan hati ribuan warga Brasil dan menghasilkan donasi sebesar 350.000 Real atau setara Rp1,3 miliar.
Agam menceritakan, saat proses evakuasi, ia sempat live di instagram dengan Sinta. Lalu, ada banyak netizen yang mengikuti live-nya.
Baca Juga:Akan Ada Tersangka Kasus Jatuhnya Juliana di Rinjani? Ini Kata Polisi
Disitu ada beberapa netizen yang bertanya soal nomor rekening dan dengan tulus Agam menjawab, "i don't need money bro". Saya ga butuh uang, saya cuma mau rescue (Juliana)," ucap Agam dalam youtube Curhat Bang bersama Denny Sumargo pada Senin, 1 Juli 2025.
Sinta kemudian mengambil inisiatif. Ia membuat laman donasi dengan memasukkan nama dan rekening Agam.
Tindakan itu kemudian viral dan disebarkan oleh warga Brasil yang tersentuh atas aksi kemanusiaan Agam.
"Ternyata muncul di berandaku, kolaborasi kayak begitu. Orang bikin dari Brazil, ada nomor rekeningku dan segalanya. Akhirnya baru aku tahu, orang Toraja yang bikin. Dia tinggal di sana," ujar Agam.
"Betul itu ada uangnya?," tanya Denny.
"Iya, masih di Brasil uangnya," jawab Agam.
"Jadi, saya juga kaget. Orang-orang di Lombok kira itu uang sudah kuterima, kan? Padahal itu uang masih di sana," lanjut Agam.
"Ada rencana itu uang masuk di rekeningmu apa gimana?," tanya Denny lebih lanjut.
"Iya. Itu pun uang dipotong 30 persen di sana, belum pajak negara nanti," terangnya.
Agam mengaku uang itu memang bisa dikumpulkan jika mendapat persetujuan atau otorisasi langsung dari Agam.
Agam juga sempat bertanya soal tujuan dari penggalangan dana tersebut.
Sinta dengan lugas menjelaskan bahwa uang itu dikumpulkan karena masyarakat Brasil melihat keterbatasan alat rescue milik Agam yang sudah sangat tua.
"Sebelum di-otorisasi, saya tanya uang itu buat apa? Dijelasinlah, bahwa itu uang buat kamu Agam membeli alat-alat rescue, karena kulihat alat-alatmu sudah tua banget," katanya.
Agam pun menyatakan komitmennya bahwa dana itu akan digunakan sebaik mungkin.
Selain membeli alat rescue, juga akan dibagi ke semua relawan gabungan yang bertugas mengevakuasi Juliana.
"Sisanya akan saya belikan bibit pohon untuk ditanam di Rinjani. Pokoknya ini uang akan saya manfaatkan untuk bikin Rinjani lebih baik dan aman,"
Meski demikian, donasi tersebut belum sepenuhnya diterima Agam.
Uang itu masih berada di Brasil dan menunggu proses pencairan. Hal ini juga membuat sejumlah warganet Brasil bertanya-tanya tentang status dana mereka, termasuk Sinta.
"Saya baru akan merasa lega setelah mereka benar-benar mentransfer uang itu kepada Agam dan kawan-kawan, dan uang itu memang ada di rekening bank Agam. Mari kita lanjutkan perjuangan ini," tulis Sinta.
"Kami hanya akan merasa nyaman ketika jumlah sudah masuk penuh di rekening Agam," komentar warganet Brasil lainnya.
"Adakah yang tahu jika uang itu sudah masuk ke rekening, karena di profil Agam dia mengucapkan terima kasih kepada Brazil," tanya akun @caqui_thail.
"Kalau butuh pertolongan, bilang saja sama kami. Kami akan kembali mengumpulkan hak Agam, pahlawan kami," tulis akun @camilla_castrotheo.
Sekadar diketahui, Agam adalah pria asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Ia juga merupakan anggota Korps Pecinta Alam Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Dalam kanal YouTube Denny Sumargo, Agam menceritakan bahwa ia memilih pindah ke Lombok karena kecintaannya yang begitu besar terhadap Gunung Rinjani.
Kini, ia menjalani hidup sebagai operator kegiatan pecinta alam di kaki gunung setinggi 3.726 mdpl itu.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing