SuaraSulsel.id - Seiring bertambahnya usia dan pengalaman kehamilan, wanita menghadapi tantangan kesehatan yang mungkin tidak disadari sejak dini.
Salah satunya adalah penurunan kekuatan otot panggul.
Dr. dr. Fernandi, Sp.OG (K), Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), mengungkapkan.
Bahwa otot panggul memiliki peran krusial dalam menopang organ-organ vital wanita, seperti rahim, kandung kemih, dan usus.
Baca Juga:Ganti Pembalut Setiap Jam? Waspada! Ini Tanda Anda Harus Segera ke Dokter
Sayangnya, kekuatan otot ini akan menurun secara alami seiring bertambahnya usia dan kondisi tertentu seperti kehamilan serta persalinan.
Hal ini patut diwaspadai oleh setiap wanita, terutama bagi mereka yang sudah pernah melahirkan.
Mengapa Otot Panggul Penting?
Otot panggul berfungsi sebagai penopang utama organ-organ vital dalam rongga panggul.
Saat kehamilan, otot ini menanggung beban ekstra untuk menopang janin dalam kandungan.
Baca Juga:Berkat Pendanaan KUR dari BRI, Toko Kelontong Suryani Kini Hasilkan Rp500 Ribu per Hari
Ketika proses persalinan terjadi, terutama pada bayi dengan berat badan di atas 3,5 hingga 4 kilogram, otot panggul harus meregang lebih besar dari biasanya.
Jika peregangan otot melebihi ambang elastisitas, maka akan terjadi penurunan elastisitas otot.
Dr. Fernandi menjelaskan bahwa kondisi ini bisa menyebabkan pelemahan otot panggul hingga 30 persen, bahkan pada kehamilan pertama sekalipun.
Risiko ini berlaku baik pada persalinan normal maupun operasi caesar.
Dampak dari Pelemahan Otot Panggul
Jika tidak diatasi, pelemahan otot panggul bisa berakibat serius di masa depan.
Gejala awal yang sering muncul antara lain kesulitan menahan keinginan untuk buang air kecil, yang bisa berkembang menjadi inkontinensia urine (ngompol) saat tertawa, batuk, atau bersin.
Bahkan dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa menyebabkan turun rahim (prolaps uteri), yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut.
Menurut Dr. Fernandi, pada wanita yang tidak menyadari kondisi ini sejak dini, gejala bisa mulai muncul sekitar 10 tahun pasca-melahirkan.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari sejak awal bahwa otot panggul butuh perhatian khusus.
Deteksi Dini dan Solusi Medis
Untuk mencegah atau mengatasi pelemahan otot panggul, deteksi dini adalah langkah yang sangat disarankan.
Salah satu metode pemeriksaan yang efektif adalah menggunakan USG panggul. Dengan USG, dokter dapat menilai kondisi otot dasar panggul dan menentukan apakah ada pelemahan atau penurunan posisi organ.
Selain itu, terdapat terapi sederhana namun efektif yang bisa dilakukan sendiri di rumah, yaitu senam kegel.
Senam kegel dikenal sebagai latihan yang ditujukan untuk menguatkan otot-otot dasar panggul.
Latihan ini bisa dimulai sejak masa kehamilan, pasca melahirkan, dan bahkan saat wanita mulai memasuki masa menopause.
“Senam otot dasar panggul sangat efektif jika dilakukan secara rutin dan benar. Tujuannya adalah mengembalikan kekuatan otot panggul agar mampu menopang organ-organ di sekitarnya,” jelas Dr. Fernandi.
Pentingnya Pemeriksaan Rutin Pasca Melahirkan
Banyak wanita mengira bahwa setelah proses persalinan selesai, tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan panggul, terutama jika tidak ada keluhan.
Padahal, pemeriksaan kandungan dan panggul setelah melahirkan justru sangat penting.
Dr. Fernandi menyarankan agar setiap wanita melakukan pemeriksaan minimal satu kali setelah melahirkan anak pertama.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal otot panggul dan mencegah dampak jangka panjang.
“Bahkan jika belum mengalami keluhan, pemeriksaan tetap penting sebagai langkah preventif,” tegasnya.
Kombinasi Pendekatan Medis dan Gaya Hidup
Menjaga kekuatan otot panggul tidak hanya bergantung pada senam kegel dan pemeriksaan rutin.
Tapi juga dari gaya hidup sehat. Beberapa tips untuk menjaga kekuatan otot panggul antara lain:
-Kendalikan berat badan: Berat badan berlebih dapat memberikan tekanan tambahan pada otot panggul.
-Hindari mengejan berlebihan: Misalnya saat buang air besar atau saat mengangkat beban berat.
-Cukupi asupan serat: Untuk mencegah sembelit, yang dapat memicu pelemahan otot panggul karena mengejan terus-menerus.
-Lakukan olahraga teratur: Seperti yoga atau pilates yang juga membantu melatih kekuatan otot tubuh bagian bawah.
Pelemahan otot panggul adalah kondisi umum yang dapat dialami oleh wanita seiring bertambahnya usia atau setelah proses kehamilan dan melahirkan.
Namun, hal ini bukanlah sesuatu yang tidak bisa dicegah atau diatasi.
Dengan mengenali faktor risikonya sejak awal, melakukan deteksi dini melalui USG, serta rutin melakukan senam kegel.
Wanita dapat menjaga fungsi dan kesehatan otot panggul dalam jangka panjang.
Pemeriksaan rutin pasca persalinan, baik untuk yang melahirkan normal maupun caesar, menjadi langkah awal yang bijak untuk mencegah berbagai komplikasi di masa depan.
Jangan tunggu sampai gejala muncul. Jaga kesehatan otot panggul Anda sejak sekarang demi kualitas hidup yang lebih baik di masa mendatang.