SuaraSulsel.id - Kabar menggembirakan datang dari sektor pertanian Sulawesi Selatan. PT Cipta Agri Pratama (CAP), perusahaan yang berperan sebagai offtaker utama.
Berhasil melakukan ekspor perdana pisang cavendish dari Kabupaten Bone ke Korea Selatan.
Sebanyak satu kontainer atau sekitar 20 ton pisang hasil panen petani Kecamatan Kahu, Bone, kini resmi menembus pasar internasional.
Keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam transformasi sektor pertanian Sulawesi Selatan. Menuju sistem berbasis ekspor dan korporasi petani.
Baca Juga:Gurita Bantaeng Mendunia: Ekspor Perdana Rp2,3 Miliar ke Amerika Latin
Ekspor ini juga menjadi bukti nyata bahwa produk pertanian lokal, khususnya pisang cavendish, mampu bersaing di pasar global.
Kolaborasi Strategis: Pemerintah, Swasta, dan Petani
Direktur PT Cipta Agri Pratama, Rio Erlangga, mengungkapkan bahwa keberhasilan ekspor ini tidak lepas dari sinergi antara banyak pihak.
Mulai dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Bank BPD Sulselbar sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga kelompok tani yang menjadi ujung tombak di lapangan.
“Dalam skema kemitraan ini, petani mendapat jaminan harga selama lima tahun. Ini memberikan kepastian pasar dan mendorong mereka untuk meningkatkan produktivitas,” ujar Rio dalam keterangannya di Makassar, Minggu (18/5/2025).
Baca Juga:BRI Dorong UMKM Go Global, Dukung Partisipasi di Pameran Internasional Singapura 2025
Program budidaya pisang cavendish di Kecamatan Kahu sendiri telah menjangkau luas lahan sekitar 13 hektare, dan akan terus diperluas seiring meningkatnya permintaan pasar.
![Pisang cavendish yang disiapkan untuk ekspor ke Korea Selatan [SuaraSulsel.id/ANTARA/HO-PT CAP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/25/36697-pisang-cavendish.jpg)
Permintaan Tinggi dari Korea Selatan dan Timur Tengah
Menurut Rio, permintaan pisang cavendish dari Korea Selatan sangat tinggi, dengan kebutuhan mencapai 20 kontainer per bulan atau sekitar 400 ton.
Bahkan, pasar Oman di Timur Tengah juga telah menunjukkan minat besar untuk mengimpor produk pisang dari Sulawesi Selatan.
Fakta ini membuka peluang ekspor baru bagi petani di Sulsel, sekaligus menegaskan bahwa potensi agribisnis di daerah ini sangat menjanjikan.
Rio optimistis bahwa ekspor ini akan meningkat secara bertahap dengan pengembangan lahan dan perluasan kemitraan.