Menurut Amran, hal pertama yang sudah dilakukan pemerintah adalah menurunkan tiket pesawat dan tarif listrik. Kemudian harga serap gabah jadi dinaikkan membuat petani makin senang.
"Pertama, biaya tiket turun. Dua, listrik turun, pupuk jumlahnya dua kali lipat. Harga Pembelian Pemerintah (gabah) kita naikkan, Danantara kita bangun," serunya.
Amran bahkan mengaku jadi saksi Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra dipecat oleh Prabowo karena enggan menurunkan harga tiket.
"Dirut Garuda, tahu?, saya ada pas Dirut Garuda dipanggil (Presiden). 'Dirut, tolong turunkan harga tiket di akhir tahun. Dia bilang tidak bisa, Pak. Oke makasih. Mensesneg, turunkan dia, karena dia tidak bisa turunkan tiket. Itu aku saksinya," terang Amran.
Baca Juga:Mau Sukses dan Jadi Orang Kaya? Menteri Pertanian: Hindari Kebiasaan Mengeluh
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengapresiasi kinerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang telah bekerja keras dalam mengatasi berbagai permasalahan pangan di Indonesia.
Salah satunya adalah menghindari krisis beras yang sempat diperkirakan akan terjadi pada awal tahun 2025.
Menurut Prabowo, pencapaian signifikan selama 150 hari telah berhasil diraih dengan sangat baik oleh tim di kabinetnya, terutama dalam mengatasi masalah ketahanan pangan nasional.
"Alhamdulillah yang diperkirakan awal tahun 2025 ini krisis beras, Alhamdulillah kita berhasil mengatasi. Dan yang harus kita perhatikan tetangga-tetangga kita krisis beras, kesulitan beras," ujar Presiden Prabowo, Jakarta, Rabu, 8 April 2025.
Menurut Prabowo, meski pernah mengalami krisis pangan pada tahun 1960-an, namun ia merasa pemerintahannya berhasil menjaga harga pangan agar tetap stabil.
Baca Juga:Petani Perkebunan Rakyat Sulsel Merana! NTP Anjlok Drastis 5,63 Persen di Maret 2025
Tahun ini, Prabowo telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen harga Rp 6.500 per kilogram melalui Perum Bulog.
Kebijakan ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta merespons harga gabah petani yang anjlok karena dibeli murah oleh pengusaha penggilingan padi.
Perum Bulog mencatat, hingga hari ini telah berhasil melakukan penyerapan lebih dari 800 ribu ton setara beras yang merupakan capaian tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing