SuaraSulsel.id - MI (27 tahun), karyawan swasta di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ditemukan dalam keadaan tewas tergantung di sebuah kamar kos.
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu, 2 April 2025 di Kecamatan Tamalanrea. Korban diduga bunuh diri usai diselingkuhi kekasihnya.
Kapolsek Tamalanrea kota Makassar, Kompol Muhammad Yusuf mengatakan, korban ditemukan pertama kali oleh kekasihnya, MU (29).
Keluarga korban yang tak terima dengan kejadian tersebut lantas mengajukan untuk dilakukan autopsi. Mereka menduga korban dibunuh.
Baca Juga:Dosen Unismuh Makassar Dikirim Kemenkes Bantu Korban Gempa Myanmar
Namun, dari hasil autopsi yang dilakukan tim forensik Polda Sulsel, kata Yusuf, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Untuk memperjelas tanda-tanda kematian, dilakukan autopsi. (Namun) hasilnya tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan selain bekas tali di leher korban," ujarnya, Jumat, 4 April 2025.
"Kemarin hasilnya sudah keluar. Kami sudah gelar perkara dan memberikan penjelasan kepada keluarga korban di kantor Polsek tentang hasil lidik dan pemeriksaan saksi, serta hasil autopsi," lanjutnya.
Ia melanjutkan, dari hasil penyelidikan terhadap Handphone dan buku catatan korban ditemukan fakta bahwa korban marah dan sakit hati terhadap kekasihnya.
Korban menduga pacarnya selingkuh dan tak terima diputus. Sehingga korban merasa sakit hati dan memilih mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.
Baca Juga:Polisi Selidiki Kejanggalan-kejanggalan Kematian Perempuan Asal Toraja di Makassar
"Korban ditemukan dengan posisi tergantung dengan seutas tali berwarna kuning yang terikat di ventilasi pintu masuk kamar mandi dengan menggunakan pakaian tidur," jelas Yusuf.
Kata Yusuf, kasus ini terungkap setelah MU mendatangi kos korban pada hari kejadian sekitar pukul 16.00 wita. Saksi mengetuk pintu kamar berulang kali, tetapi tak ada respon.
MU kemudian membuka paksa pintu kamar dan mendapati kekasihnya sudah dalam keadaan tergantung. Ia lalu memanggil pemilik kos dan mereka melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
"Jadi, setiap kasus meninggal dibuatkan permintaan autopsi untuk memperjelas tanda2 kematian. Keluarga korban boleh setuju dan boleh tidak. Untuk kasus ini murni bunuh diri," sebutnya.
Jenazah korban saat ini sudah diserahkan ke pihak keluarga dan akan dibawa ke kabupaten Tana Toraja untuk dimakamkan.
"Sudah kami serahkan ke pihak keluarga," ungkap Yusuf.
Catatan: informasi di artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa.
Mengakhiri hidup tidak akan menyelesaikan masalah yang ada.
Perasaan sedih, putus asa dan tekanan hidup hanya sementara. Semua kondisi tentu saja akan berubah seiring waktu, jadi akan selalu ada masalah yang datang atau pun pergi.
Meskipun tampak mustahil untuk dihadapi, kamu harus yakin bahwa kondisi ini akan membaik seiring waktu. Tetaplah berusaha, berdoa dan jangan menyerah.
Langkah pertama yang penting dalam mengatasi depresi berat dan terhindar dari pikiran bunuh diri adalah dengan mencari bantuan profesional.
Konseling dan terapi dapat membantu individu untuk mengidentifikasi penyebab depresi dan mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah tersebut.
Jika anda atau seseorang yang anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter atau psikiater melalui email [email protected] dan telepon di 02196969293 atau hotline pencegahan bunuh diri melalui layanan SEJIWA pada nomor 119 ext 8.
Kamu juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di Telepon: (Kode Lokal) 1500-567 dan SMS: 0812-8156-2620 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.
Yang terpenting adalah saat orang terdekat anda menunjukkan tanda-tanda ingin bunuh diri, jangan dianggap sepele. Dengarkan semua cerita tanpa menyepelekan dan menghakimi perasaan mereka.
Selain itu, apresiasi karena mereka sudah mau terbuka dan bercerita meski tindakan tersebut cukup berat. Jangan lupa untuk temani dan dampingi mereka melewati masa-masa berat.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing