Pencuri Alat Deteksi Gempa di Sidrap Dikejar, Identitas Dikantongi Polisi

Polisi menemukan sejumlah alat deteksi gempa dan peringatan dini tsunami di kabupaten Sidrap

Muhammad Yunus
Senin, 17 Februari 2025 | 12:31 WIB
Pencuri Alat Deteksi Gempa di Sidrap Dikejar, Identitas Dikantongi Polisi
Polisi menemukan solar panel untuk alat pendeteksi gempa yang dicuri di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Polisi menemukan sejumlah alat deteksi gempa dan peringatan dini tsunami di kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan dibuang di lahan kosong.

Sebelumnya, alat-alat ini dicuri pada Rabu, 12 Februari 2025 sekitar pukul 23.00 wita.

"Iya, pagi ini (Senin) kami mendapat laporan bahwa perangkat solar panel dan tiga aki sistem monitoring gempa dan peringatan dini tsunami BMKG yang dicuri dan dirusak telah ditemukan di lahan kosong," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Senin, 17 Februari 2025.

Daryono mengatakan, sebagian alat yang ditemukan sudah dipreteli dan tidak lengkap.

Baca Juga:Gempa di Gorontalo Terasa Sampai Pesisir Utara

Pada kasus tersebut, maling menggondol seluruh baterai dari 6 aki daya utama alat monitoring gempa dan dua solar panel dengan cara membongkar shelter.

"Alat yang ditemukan belum lengkap," sebutnya.

Daryono menjelaskan, tidak mudah mengganti peralatan yang hilang ataupun rusak karena alat tersebut sudah menggunakan teknologi terkini atau canggih. Butuh biaya yang sangat besar jika harus pengadaan lagi.

BMKG pun sudah memutuskan untuk mencabut seluruh peralatan pemantau gempa dan tsunami yang tersisa di Sidrap.

"Kami terpaksa mencabut seluruh alat yang tersisa termasuk sensor, digitizer dan komunikasi untuk menghindari kerugian lebih besar," ungkapnya.

Baca Juga:Gempa Magnitudo 6 Guncang Kepulauan Tanibar Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

Sementara, Kapolres Sidrap AKBP Fantry Taherong yang dikonfirmasi menambahkan, pihaknya berhasil menemukan barang bukti berupa aki, panel tenaga surya, dan baterai litium yang sebelumnya dicuri. Alat-alat itu dibuang jauh dari pemukiman penduduk.

"Dibuang di daerah perbukitan," ucapnya.

Fantry mengaku polisi bekerja keras untuk mengungkap kasus tersebut dengan metode scientific investigation. Pihaknya juga menganalisis jaringan pelaku.

Saat ini, Polres Sidrap masih melakukan pengejaran untuk menangkap para pelaku. Identitasnya bahkan sudah dikantongi.

"Identitasnya sudah dikantongi, sementara dalam pengejaran," tegas Fantry.

Daerah Rawan Gempa

Daryono menyayangkan adanya pencurian dan perusakan terhadap peralatan vital milik BMKG.

Ia menjelaskan, alat tersebut sangat dibutuhkan karena Sidrap masuk kategori rawan gempa. Begitu pun daerah sekitarnya seperti Parepare, Rappang dan Pinrang.

Empat daerah di atas memiliki tingkat aktivitas kegempaan sangat tinggi. Dampaknya bisa terjadi likuifaksi, longsor dan reruntuhan batu.

"Secara tektonik merupakan daerah rawan gempa karena terletak di zona patahan aktif Sesar Walanae yang dapat memicu gempa magnitudo Mw7,1," jelasnya.

Ia menceritakan, Sidrap pernah diguncang gempa dahsyat 6,0 magnitudo pada 29 September 1997. Dimana kejadian tersebut menewaskan 16 orang, luka berat 35 orang, 250 rumah rusak.

Selain itu, Sulsel pernah terdampak tsunami teluk Mandar pada 11 April 1967 lalu yang menewaskan 58 orang.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini