SuaraSulsel.id - Kebakaran di Kota Makassar meningkat tajam pada musim kemarau ekstrem. Dari data Dinas Kebakaran Makassar, jumlah kasus kebakaran sepanjang Januari-Oktober 2023 tercatat sebanyak 340 kejadian.
Penyebab kebakaran didominasi dugaan arus pendek atau korsleting sebanyak 102 kasus, kebocoran tabung gas 11 kasus, kompor tujuh kasus, dan lilin dua kasus. Untuk kasus sampah dan ilalang yang terbakar sebanyak 154 kasus.
Dampaknya mengakibatkan sebanyak 167 unit rumah, 46 unit kios/toko, 27 unit industri dan 16 gudang, serta 11 unit kendaraan ludes terbakar.
Jumlah korban terdampak sebanyak 568 jiwa, dengan 232 Kepala Keluarga dan 20 orang terluka.
Baca Juga:Bernardo Tavares Bidik Kemenangan atas Persija Sebagai Kado 108 Tahun PSM Makassar
Kepala Dinas Kebakaran Makassar Muhammad Hasanuddin mengatakan, kebakaran terjadi karena tiga unsur, yaitu panas, bahan yang mudah terbakar, dan oksigen di atas 15 persen.
"Di saat ini sangat berpotensi (terjadi kebakaran)," katanya.
Wali Kota Makassar Desak PLN Beri Edukasi Masyarakat tentang Pemadaman Bergilir
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mendesak PLN untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pemadaman bergilir di saat musim kemarau ekstrem.
Menurut Danny Pomanto -- sapaan Ramdhan Pomanto-- masyarakat perlu memahami tentang naik turunnya tegangan listrik saat pemadaman bergilir. Hal ini untuk mencegah terjadinya kebakaran akibat korsleting listrik.
Baca Juga:Thomas Doll Ogah Pusingkan Pemain Baru PSM, Fokus Benahi Performa Persija
"Kita tidak mengerti soal naik tegangan atau turun, siapa yang tahu. Kadang-kadang tegangan turun, barang-barang rusak. Pihak PLN mesti memberi pencerdasan kepada masyarakat kalau perlu bantu mendiagnosa kabel yang sudah rawan," katanya.
Danny Pomanto juga meminta PLN untuk memberikan kompensasi kepada masyarakat yang terdampak pemadaman bergilir.
Hal ini untuk menghindari masyarakat membayar lebih karena tegangan naik dan turun saat dinyalakan.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto turut merespon kebijakan pemadaman bergilir oleh PLN di saat musim kekeringan hingga terjadi insiden kebakaran di SMP Negeri 8.
Kebakaran diduga karena korsleting listrik pada kipas angin yang tidak dimatikan saat mati lampu dan baru menyala saat siswa dan guru tidak berada di sekolah setempat.
Dari informasi diperoleh dan rekaman CCTV merekam detik-detik kipas angin di sekolah itu menyala lalu muncul percikan api kemudian tidak beberapa lama api membesar dan membakar sekolah itu di Jalan Batua Raya Makassar.