Pada saat ritual, mereka duduk bersila di atas tikar dengan penuh hikmat dan keheningan. Mereka memusatkan raga dan pikiran kepada sang pencipta atau Dewata SeuwaE.
4. Percaya Tubuh Manusia Terdiri Dari Tanah, Air, Api dan Angin
Penganut Tolotang juga percaya bahwa tubuh manusia (watangkale) terjadi dari empat unsur utama. Yakni tanah, air, api, dan angin.
Dalam ritual adat, keempat unsur tersebut disimbolkan dengan jenis makanan yang disebut Sokko Patanrupa atau nasi ketan empat macam.
Baca Juga:BREAKING NEWS: Setiap Jam Satu Orang di Sulawesi Selatan Alami Kebutaan
Nasi ketan putih menjadi simbol air air, nasi ketan merah menjadi simbol api, nasi ketan kuning menjadi simbol angin, dan nasi ketan hitam menjadi simbol tanah. Sokko Patanrupa selalu menjadi bagian utama dalam sesajen upacara Mappanre atau Mappano Bulu.
Tolotang juga meyakini, selain tubuh jasmani yang tampak, manusia memiliki tubuh yang tidak tampak (tubuhalusu) yaitu jiwa atau roh.
Perpaduan tubuhkasara dan tubuhalusu itulah yang disebut tau (manusia) yang dapat berkomunikasi dengan sesama manusia, dengan makhluk lain, dan juga dengan sang pencipta atau mereka sebut Dewata SuwaE.
5. Jadi Korban Pembantaian
Masyarakat yang masih menganut agama Tolotang juga pernah mengalami nasib yang tragis. Mereka dikejar dan jadi korban pembantaian oleh para pemberontak Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kahar Muzakkar.
Baca Juga:Satu Orang Pendaftar Calon Anggota KPID Sulawesi Selatan Tidak Lolos Seleksi Administrasi
Para pemberontak memaksa pendahulu Tolotang untuk keluar dari keyakinan mereka. Tidak sedikit para penganut Tolotang yang mati dibunuh.