1. Tidak Percaya Neraka
Tolotang percaya akan akhirat dan hari kiamat atau mereka sebut Asolingeng Lino. Namun mereka tidak mengenal neraka.
Nasib mereka sepenuhnya digantungkan pada Uwatta. Para penganut cukup menjalankan kewajibannya yang disebut Molalaleng yaitu saling berbagi, saling menghargai dan mengasihi.
Dalam masyarakat Tolotang ada dua kelompok, yaitu Tolotang Benteng (orang Tolotang yang pindah ke agama Islam), dan Towani Tolotang (masih menganut agama Tolotang).
Baca Juga:BREAKING NEWS: Setiap Jam Satu Orang di Sulawesi Selatan Alami Kebutaan
Konon, pada abad ke-17 raja Wajo yang bernama Petta Matoa mulai memeluk agama islam. Sang raja memerintahkan semua masyarakatnya meninggalkan Towani Tolotang dan masuk ke agama Islam. Yang tidak mau akan diusir.
Karena tak mau ikut perintah raja, mereka tersebar ke Amparita, Kanyuara, Otting, dan Dongi di Sidrap.
2. Peluk Agama Hindu Tanpa Pura
Karena hanya mengakui enam agama, pemerintah kemudian menawarkan tiga pilihan ke warga Towani Tolotang. Mereka disuruh memilih Islam, Kristen atau Hindu sebagai agama yang paling dekat dengan penghayatan yang mereka anut.
Namun, Towani Tolotang memilih Hindu sebagai agama di tanah air. Alasannya karena Tolotang masih melakukan ritual seperti orang Hindu.
Baca Juga:Satu Orang Pendaftar Calon Anggota KPID Sulawesi Selatan Tidak Lolos Seleksi Administrasi
Hal ini juga dianggap sebagai perlindungan diri karena penghayatan mereka bukanlah agama resmi.