Dampak fenomena el nino pada tahun ini masih lebih rendah dibandingkan El Nino 2015 saat dulu ia menjabat sebagai mentan. Bahkan, pada tahun tersebut, Indonesia mampu menjaga produksi gabah, sehingga tidak dibutuhkan kebijakan untuk mengimpor beras.
Perilaku anti-korupsi
Sepertinya pria yang sudah mendedikasikan hidupnya kepada pertanian, dengan memilih untuk kuliah di jurusan pertanian pada jenjang Strata 1, Strata 2, dan Strata 3 di Universitas Hasanuddin, Makassar, itu paham betul mengenai kekhawatiran insan pertanian terhadap adanya perilaku korupsi, seperti yang menjerat menteri sebelumnya.
Apalagi posisinya sebagai bos sebuah perusahaan yang bergerak di sejumlah lini, mulai dari pertambangan, kelautan, perikanan, hingga peternakan dan perkebunan, tentu perlu dijaga terkait perilaku kolusi.
Baca Juga:Mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman Hadiri Pelantikan Menteri Pertanian di Jakarta
Sama dengan keputusannya untuk menutup perusahaan racun tikus miliknya saat menjadi Menteri Pertanian era Jokowi-Jusuf Kalla, tekad tidak menyelewengkan kekuasaan sebagai menteri, kembali ditegaskannya.
Pada hari pertama menjabat, ia menjamin bahwa tidak akan ada konflik kepentingan antara posisinya sebagai Mentan dengan posisinya sebagai pengusaha. Tak segan ia kembali mengingatkan bahwa selama menjabat sebagai Mentan, harta kekayaannya malah menyusut hingga Rp50 miliar.
Pekerjaan rumah
Meski jabatan efektif Amran sebagai Mentan hanya setahun, bukan berarti ia bisa bersantai-santai. Kementerian Pertanian mempunyai setumpuk pekerjaan rumah yang menanti untuk diselesaikan.
Utamanya tentu produksi beras karena pada November ini sudah mulai memasuki musim tanam. Bahkan, sejumlah daerah yang masih memiliki kecukupan air sudah memulai masa tanam sejak Oktober.
Baca Juga:Baru Dilantik Jadi Menteri Pertanian, Amran Fokus Tingkatkan Produksi Komoditas Strategis
Kementan sendiri mematok target produksi gabah setara beras menjadi 35 juta ton sepanjang 2024, melonjak dibandingkan 2023 yang hanya 31 juta ton.