Begini Filosofi Kue Barongko, Kuliner Khas Bugis Makassar yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Barongko adalah kue basah khas Bugis Makassar berbahan dasar pisang kepok yang dibungkus daun pisang

Muhammad Yunus
Minggu, 20 Agustus 2023 | 13:31 WIB
Begini Filosofi Kue Barongko, Kuliner Khas Bugis Makassar yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Barongko, makanan khas Bugis-Makassar yang kaya akan makna hidup [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Suku Bugis dan Makassar punya kuliner khas bernama Barongko. Bahkan, kue berbahan dasar pisang ini sudah tercatat sebagai warisan budaya tak benda.

Memang, makanan ini telah membudaya di masyarakat Bugis-Makassar. Tak hanya penduduk lokal, wisatawan pun ikut mengincar bila berkunjung untuk dijadikan buah tangan.

Barongko adalah kue basah khas Bugis Makassar berbahan dasar pisang kepok yang dibungkus daun pisang. Campuran bahannya ada santan, telur, dan gula.

Adonan itu kemudian dibungkus daun pisang muda dan dikukus. Rasanya manis, wangi, dan lembut.

Baca Juga:Lestarikan Budaya Indonesia Jadi Cara Perusahaan Ini Peringati HUT RI: Dari Lomba Hingga Pesta Kuliner

Lantas, bagaimanakah awal mula kuliner ini hingga menjadi sebuah ikon otentik dari Sulawesi Selatan?

Barongko diyakini berasal dari kerajaan Gowa, kerajaan terbesar di masa lampau. Konon, menu ini dihidangkan jadi makanan penutup untuk para raja.

Di buku warisanbudaya.kemdikbud.go.id tertulis Barongko hanya ada di momen tertentu. Seperti pernikahan dan upacara adat dan keagamaan.

Yang menghidangkan pun bukan orang sembarang. Mereka adalah tukang masak kerajaan yang terlatih untuk menjaga cita rasa makanan raja.

Barongko adalah singkatan dari kata "Barangku mua udoko' atau barang yang dibungkus sendiri. Kue ini punya filosofi tersendiri bagi orang Bugis-Makassar.

Baca Juga:Bawa Suasana Musim Panas, Restoran Bebek Legendaris Ini Ramaikan Destinasi Wisata Kuliner Bandung

Membungkus bisa diibaratkan sebagai menjaga siri' atau harga diri. Seperti diketahui, suku Bugis-Makassar memegang teguh prinsip harkat dan martabat untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara, untuk pisang daunnya melambangkan keharmonisan dan keselarasan dalam bertindak baik di keluarga maupun di masyarakat. Makan ini juga wajib berbahan dasar daun pisang dan tidak boleh diganti pembungkus lainnya.

Rasa manis Barongko memiliki makna akan kejujuran. Jika jujur, maka kehidupan sejahtera akan terjadi di dalam kehidupan rumah tangga, baik dalam bentuk rezeki maupun keturunan.

Karena nikmat dan kaya akan filosofi makna menjadikan Barongko didaftarkan sebagai sebagai warisan budaya tak benda melalui SK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bernomor 60128/MPK.E/KB/2017.

Kini Barongko tak hanya jadi "dessert" para raja. Tapi bisa dijumpai dimana saja seperti toko ole-ole dan pasar.

Barongko juga dipercaya bisa melancarkan pencernaan dan meningkatkan stamina. Karena terbuat dari pisang murni.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini