Kata Suryani, ia tertarik berbisnis kain kafan karena omzetnya menjanjikan. Apalagi sekarang ini sudah diincar para designer di Indonesia.
"Omzetnya sangat-sangat menjanjikan. Tapi ini baru kita mulai genjot lagi untuk pemasarannya," ujarnya.
Selain itu, Suryani ingin melestarikan kembali kain kafan tenun di Jeneponto yang mengalami penurunan. Bahkan bisa dikata hampir punah.
"Karena tak banyak yang tahu bahwa di Jeneponto juga punya tradisi tenun," ungkapnya.
Baca Juga:Bersama Andi Sudirman Tinjau Produk Kerajinan, Menparekraf: Produk Sulsel Luar Biasa
Berbagai cara dilakukan Suryani dan pemerintah kabupaten Jeneponto untuk melestarikan kain kafan. Seperti pameran, workshop dan tari kreasi.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan kain kafan selama ini dikenal hanya untuk membungkus mayat. Tapi ternyata di Jeneponto bisa diubah menjadi sebuah kreatifitas yang menarik.
Kata Sudirman, kain kafan asal Jeneponto sangat natural, tapi elegan. Makanya banyak disukai oleh masyarakat di luar Sulawesi Selatan.
"Itu dipesan sampai dari Yogyakarta. Bahkan para milenial pun sangat menyukainya," ungkapnya.
Sudirman berharap kain kafan bisa dilestarikan agar jadi identitas budaya Sulawesi Selatan. Produksinya juga perlu digenjot agar bisa mendapat keistimewaan di industri ekonomi kreatif terutama industri fesyen dunia.
Baca Juga:Puluhan Kuliner Andalan Sulawesi Selatan Hadir Dalam Inacraft 2023 di Jakarta
"Jadi kami ingin menampilkan suatu kearifan lokal tapi kualitasnya tidak kalah menarik," kata Sudirman.