SuaraSulsel.id - Ribuan ton kotoran kelelawar ditemukan warga dalam Gua Matu, selama ini dijadikan objek wisata.
Objek wisata Gua Matu di Pekon (Desa) Way Sindi, Kecamatan Karya Punggawa, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung memiliki berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar. Di balik keindahan dan cerita mistisnya, dapat memanfaatkan pupuk guano dari kelelawar di dalamnya.
Di dalam Gua Matu itu terdapat pupuk organik dari kotoran kelelawar yang menempati gua tersebut sejak ratusan tahun lalu.
Pupuk dari kotoran kelelawar itu biasa disebut pupuk guano. Warga setempat sudah puluhan tahun mengambil pupuk tersebut.
Baca Juga:Kuota Pupuk Subsidi di Kebumen, Urea 21,5 Ribu Ton, NPK 14 Ribu Ton
Salah seorang warga yang mengambil pupuk guano dari Gua Matu, Subing mengatakan, dirinya sudah turun-temurun mengambil dan memanfaatkan pupuk organik dari Gua Matu tersebut.
"Iya sudah turun-temurun biasanya kami hampir tiap hari ngambil pupuk di sini dan ngak habis-habis," kata Subing saat diwawancarai, Minggu (22/1).
Dia menyatakan pula, masyarakat sekitar memanfaatkan kotoran kelelawar itu untuk pupuk, dan sudah berlangsung sejak lama.
"Kalau pengetahuan mengambil pupuk di Gua Matu ini sudah dari nenek moyang kita dulu," kata dia.
Menurutnya, pupuk dari kotoran kelelawar ini banyak manfaatnya bagi tanaman.
Baca Juga:Pupuk Kaltim Bersama Serikat Pekerja Tandatangani PKB Periode 2023-2025
"Pupuk guano ini banyak manfaatnya dan bagus untuk tanaman apa saja," kata dia pula.
Pupuk guano ini mampu menyuburkan tanaman cengkih, lada, kopi, dan sayur-sayuran lainnya.
"Kalau pupuk asli dari Gua Matu ini beda dengan pupuk kandang biasa, karena kalau digunakan untuk tanaman hasilnya langsung terlihat, tanaman akan lebih subur," katanya lagi.
Dia mengatakan, dirinya menggantungkan hidup sehari-hari dari upah hasil mengambil pupuk guano tersebut.
"Iya pak sudah menjadi pekerjaan sehari-hari mengambil pupuk itu," ujarnya pula.
Namun, salah seorang juru kunci Gua Matu, Makmur menjelaskan, masyarakat sekitar dilarang menjual pupuk guano yang diambil dari dalam Goa Matu tersebut.
Tetapi mereka diperbolehkan untuk menerima imbalan dari hasil bekerja mengambil pupuk guano yang biasa disebut upah.
"Kalau dijual nggak boleh, kami tidak diizinkan menggunakan istilah jual, tapi harus diganti dengan sebutan upah karena itu kotoran kelelawar," ujarnya pula.
Saipul, salah seorang petani pepaya mengatakan, ia menggunakan pupuk organik dari kotoran kelelawar ini sudah beberapa tahun belakangan.
"Saya menggunakan pupuk guano ini sudah beberapa tahun inilah," kata Saipul.
Pupuk kotoran kelelawar dari Goa Matu ini manfaatnya langsung membuat tanaman terlihat subur.
"Pupuk guano ini pertama kali saya pakai langsung terlihat hasilnya dan membuat tanaman saya subur," katanya lagi.