Refleksi Transformasi Pendidikan: 20 Tahun Terakhir Kualitas Pendidikan Indonesia Tidak Meningkat

Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (BBPMP Sulsel) menggelar kegiatan refleksi

Muhammad Yunus
Kamis, 22 Desember 2022 | 05:50 WIB
Refleksi Transformasi Pendidikan: 20 Tahun Terakhir Kualitas Pendidikan Indonesia Tidak Meningkat
Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (BBPMP Sulsel) menggelar kegiatan Refleksi Transformasi Pendidikan Tahun 2022 di Hotel Claro Makassar, 20-22 Desember 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

“Tetapi pendidikan merupakan tanggungjawab kolektif semua pihak. Untuk itu, mari kita semua dari stakeholder saling bersinergi dan berkolaborasi,” kata Harapansa.

Saat ini, jelas Harapansa, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menerapkan program andalan Smart School Andalan. Program ini dirancang Pemprov Sulsel melalui dinas pendidikan untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas.

Kehilangan Kesempatan Belajar

Pada kegiatan Refleksi Transformasi Pendidikan tersebut, tampil Direktur Pendidikan Sekolah Dasar Kemendikbudrsitek Muhammad Hasbi, memberikan materi kebijakan pendidikan dari kementerian.

Baca Juga:Tren Education Tech 2023 Akan Berkembang Pesat, Ini 5 yang Paling Dominan

“Kebijakan Merdeka Belajar ini diterapkan Kemendikbud dengan memfokuskan pada tiga kompetensi untuk peserta didik yakni kompetensi membaca, kompetensi matematika, dan kompetensi sains,” ujarnya.

Hasbi dalam presentasinya menerangkan, selama 20 tahun terakhir kualitas pendidikan di Indonesia tidak mengalami peningkatan signifikan.

“Apalagi saat pandemi covid, peserta didik kita kehilangan kesempatan belajar atau learning loss yang sangat besar. Hal itu ditandai dengan 2 dari 3 anak didik kita belum mencapai kompetensi minimum,” urainya.

Learning Loss yang dimaksudkan Hasbi adalah menurunnya pengetahuan dan keterampilan siswa secara akademis sebagai akibat dari pembelajaran di rumah yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Hasbi melanjutkan selama ini ada tiga dosa besar dalam dunia pendidikan di tanah air, yakni; perundungan, pelecehan seksual dan sikap intoleransi.

Baca Juga:Syahrini Pamer Prestasi Akademik Malah Dituding Halu: Sejak Kapan Kuliah Ada Rangking?

“Data berbicara bahwa 24,4 persen peserta didik mengalami perundungan, lalu 22,4 persen mengalami pelecehan seksual. Juga peserta didik kita masih mengalami tindakan intoleransi dengan anak didik lainnya,” kata Hasbi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini