SuaraSulsel.id - Seorang remaja perempuan ditemukan tewas tergeletak di lorong basement Hotel Condotel, Kota Makassar. Ia diduga terjatuh dari lantai 18.
Manajemen Karebosi Condotel, Binsar Samosir mengatakan korban ditemukan sekitar pukul 21.00 Wita oleh Satpam. Ia sebelumnya sempat berada di lantai 18.
Kata Binsar, lantai 18 adalah tempat kolam renang. Namun, dinding pengamannya cukup tinggi, sekitar 1 meter lebih.
Lantai 18 juga merupakan area steril. Tidak ada yang boleh masuk tanpa pengawasan karyawan.
Baca Juga:Oknum Brimob Beli Senjata Dari Anggota Perbakin Rp20 Juta Untuk Bunuh Najamuddin Sewang
"Itu area steril. Pengamannya tinggi, ada pagar besi dan karyawan yang mengawasi karena tidak sembarang orang masuk, tapi ya namanya niat," ujar Binsar, Kamis, 10 November 2022.
Ia mengaku remaja tersebut bukan penghuni kamar. Korban hanya tamu kunjungan.
Namun, pihaknya masih menyelidiki apakah ada kerabat korban yang menginap di hotel atau tidak. Saat ini, jasadnya sudah dibawa oleh pihak kepolisian ke Rumah Sakit Bhayangkara.
"Bukan tamu kamar, hanya pengunjung. Mungkin ada temannya (yang menginap)," bebernya.
Binsar mengaku masih menunggu hasil penyelidikan oleh kepolisian. Kasus ini juga akan jadi pelajaran bagi pihak manajemen hotel ke depan.
Baca Juga:Komunitas Sepeda Tua Makassar Gowes Dari Kota Makassar Menuju Pinrang
"CCTV sudah diamankan oleh polisi. Tentunya kami masih menunggu hasil penyelidikan oleh polisi, namun kasus ini jadi pembelajaran bagi kami agar kejadian ini tidak terjadi kembali," tegasnya.
Sementara, Kasatreskrim Pelabuhan Iptu Prawira Wardany mengatakan pihaknya belum bisa menyimpulkan soal kematian remaja perempuan tersebut.
Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan dan olah TKP.
"Sementara lidik. Belum diketahui (penyebabnya), masih proses penyelidikan," ujarnya.
Catatan Redaksi
Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing