Tata Cara Salat Gerhana Bulan Sesuai Syariat Islam, Mulai Niat Hingga Salam Dan Khutbah

Gerhana Bulan atau khusuful qamar diprediksi akan kembali terjadi pada 8 November 2022

Muhammad Yunus
Jum'at, 04 November 2022 | 09:40 WIB
Tata Cara Salat Gerhana Bulan Sesuai Syariat Islam, Mulai Niat Hingga Salam Dan Khutbah
Jemaah melaksanakan Shalat Sunah Kusuf (Gerhana Matahari) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (26/12). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak]

SuaraSulsel.id - Gerhana Bulan atau khusuful qamar diprediksi akan kembali terjadi pada 8 November 2022.

Ditjen Bimas Islam telah menerbitkan seruan kepada para Kepala Kanwil Kemenag agar menginstruksikan Kepala Bidang Urusan Agama Islam/Kepala Bidang Bimas Islam/Pembimbing Syariah, Kepala Kemenag Kabupaten/Kota.

Kepada Kepala KUA untuk bersama para ulama, pimpinan ormas Islam, imam masjid, aparatur pemerintah daerah dan masyarakat untuk melaksanakan Shalat Gerhana Bulan di wilayahnya masing-masing.

“Pelaksanaan shalat gerhana disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing,” kata Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Kamis 3 November 2022.

Baca Juga:Gerhana Bulan Total di Seluruh Wilayah Indonesia Diprediksi Terjadi 8 November 2022

"Kami juga mengimbau masyarakat memperbanyak zikir, istighfar, sedekah dan amal saleh lainnya, serta mendoakan kesejahteraan dan kemajuan bangsa," katanya.

Adapun tata cara Salat Gerhana Bulan adalah sebagai berikut:
a. Berniat di dalam hati;

b. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa;

c. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901);

d. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya;

Baca Juga:Masyarakat Diimbau Tidak Kaitkan Fenomena Gerhana Bulan Total dengan Kematian

e. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”;

f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;

g. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya;

h. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal);

i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;

j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;

k. Salam.

Setelah itu, imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah. Berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, bersedekah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini