"Untuk beli jaket dan motor Rp10 juta. Sisanya saya bagi dengan Sulaiman Rp5 juta per orang," ungkapnya.
Kata Chaerul, butuh waktu selama 13 hari untuk mematangkan rencana tersebut. Suatu hari sebelum eksekusi, terdakwa Sulaiman, Chaerul dan Asri bertemu di daerah Jalan Kumala.
Saat itu, Asri memperlihatkan foto wajah dan motor korban. Asri juga menjelaskan rute yang dilalui korban seusai bertugas di wilayah Center Point of Indonesia.
"Tempat eksekusinya tidak diatur, hanya dia (Asri) bilang kalau Najamuddin pagi dan sore tugas di CPI. Kalau pulang lewat rute itu," katanya.
Baca Juga:77 Pemuda Ditangkap Pesta Miras, Tangis Pecah di Pelukan Orang Tua
Chaerul mengaku terdesak mengeksekusi korban pada hari Minggu, 3 April 2022. Padahal saat itu hari pertama puasa.
Hakim lantas menanyakan kenapa tega membunuh di hari pertama puasa.
"Karena DP-nya sudah masuk Rp5 juta jadi dia bilang cepat-cepat mi. Buru-buru mi eksekusi. Saya tanya kenapa? dia bilang karena ini juga bos (Iqbal Asnan) suruh juga buru-buru. Disuruh eksekusi cepat," jawab Chaerul.
Usai menembak Najamuddin, Chaerul melaporkan ke terdakwa Sulaiman. Ia mengaku sudah berhasil menembak mati korban.
"Hanya di jawab, OK," ujarnya.
Empat hari setelahnya, Sulaiman datang membawa uang dan menyerahkan ke Chaerul. Jumlahnya Rp90 juta.
"Dia bilang hanya ini uang cashnya pak Iqbal dulu. Uang itu saya taruh di rumah sampai saya ditangkap," ungkap Chaerul.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing